History

History
"History Make Me Happy"

Wednesday 23 July 2014

Perang Salib dan Penjelajahan Samudera



Antara Perang Salib dan Penjelajahan Samudera

Perang Salib (Crusade War) ini terjadi dengan melibatkan orang-orang Kristen Eropa yang berhadapan dengan orang Turki Seljuk dan orang-orang Arab. Disebut Perang Salib karena pasukan Kristen menggunakan tanda salib dalam pakaian mereka. Sementara bagi orang Islam, perang ini disebut dengan perang suci. Perang Salib berlangsung kurang lebih 200 tahun yang terbagi dalam tujuh periode. Kekalahan bangsa eropa dalam Perang salib membawa dampak yang luar biasa terhadap perkembangan pelayaran bangsa Eropa.
Eropa bukanlah kawasan yang paling maju pada awal abad ke-15, dan juga bukan merupakan kawasan yang paling dinamis. Semua kebutuhan di Eropa di pasok dari Asia baik itu kain, rempah-rempah, Emas dan lain-lain. Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096-1291). Selain itu, dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya.
Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, Bangsa Barat menghadapi kendala krisis perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra
Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Hal ini mengakibatkan Eropa kehilangan jalur / tertutupnya jalur perdagangan dengan Konstantinopel. Maka Eropa mengalami jaman dimana mereka berusaha mencari jalur baru untuk memenuhi semua kebutuhannya. Maka alternatif yang mereka ambil adalah mereka melakukan pelayaran samudera untuk mencari rempah-rempah yang akan dijual di Eropa dan keuntungannya akan digunakan untuk kemakmuran negaranya. 
Adanya semboyan imperalisme kuno yang diiringi dengan semagat kekalahan perang salib juga menimbulkan semboyan 3G : Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyebarkan agama kristen). Semboyan tersebut menjadi tujuan penjelajahan samudera. Selain itu pelayaran ini juga dilandasi semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.
·         Abad penjelajahan Samudera
Eropa pada tahun 1450 sampai 1650 menemui masa penemuan (Age of Discovery) dan masa perluasan kekuasaan (Age of Expansion). Ketika itu bangsa-bangsa Eropa sudah dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang geografi dan teknologi. Memang mereka tertinggal oleh bangsa Romawi dan bangsa Islam selama berabad-abad lamanya. Namun rupanya, bangsa-bangsa Eropa memiliki keinginan yang kuat untuk mengejar ketertinggalan itu. Mereka berlomba-lomba mengarungi samudra, padahal mereka belum yakin apakah dunia ini bulat seperti bola atau datar seperti meja. Mereka pun ingin berekspansi, membangun wilayah-wilayah pendudukan atau koloni-koloni. Inilah awal kolonialisme Eropa.
Akhir abad ke-15, di Eropa timbul suatu peristiwa gerakan Renaissance dan Humanisme yang bertujuan untuk mempelajari, menyelidiki dan menggali ilmu pengetahuan. Semangat untuk dapat lebih dari masa lampau menimbulkan gerakan kemajuan. Dengan semangat kemajuan tersebut, maka pada abad ke-15 di Eropa melahirkan temuan-temuan baru, misalnya temuan Nicolaus Copernicus bahwa bumi itu bulat. dan ditemukanya teknologi kompas. Hal ini mendorong pelaut-pelaut dari Spanyol, Portugis dan negara-negara Eropa lainnya untuk berlayar menjelajahi samudera mencari daerah baru
Keinginan untuk mengarungi samudra semakin besar, ketika muncul buku karangan Marco Polo yang berjudul "Imago Mundi" (Citra Dunia) dan"Il Milline" (Sejuta Keajaiban). Pada kedua buku ini dijelaskan tentang kekayaan yang melimpah di negeri timur (Cina dan Jepang). Kekayaan itu berupa emas, perak, dan sutra. Kisah dalam buku Marcopolo itu memberikan dorongan bagi para pelaut Eropa untuk mengarungi samudra.
Kemajuan teknologi dan pengetahuan mengenai pelayaran memungkinkan bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan dunia. Selain kapal laut, bangsa-bangsa Eropa Barat telah menyempurnakan meriam. Senjata ini mengeluarkan dentuman yang menakutkan. Pelurunya bisa merusak benteng kayu bahkan kota. Teknologi meriam sangat membantu para pelaut karena mereka kekurangan prajurit untuk melindungi kapal. Kala itu, Eropa baru saja dilanda wabah kematian yang disebut "Black Death". Selain kekurangan prajurit, mereka juga kekurangan pendayung yang biasanya menggunakan para budak atau orang-orang terpidana.
Keberhasilan menempatkan meriam di kapal juga dilengkapi dengan kemampuan memanfaatkan tenaga angin untuk menggantikan tenaga pendayung. Semula, kendaraan perang di laut hanyalah perahu besar terbuka berawak puluhan pendayung. Kapal-kapal berlambung tertutup dan digerakan angin yang ditangkap layar pada tiang, berhasil mengatasi masalah kekurangan pendayung dan keseimbangan akibat tambahan bobot meriam dan hempasan ombak besar. Walau lebih lamban daripada kapal dayung, kapal layar ini memuat lebih banyak barang dan lebih lincah.
Pada abad ke-15, para pelaut Eropa mulai mengenal kompas yang dibawa para pedagang muslim dari Cina. Kompas sangat membantu untuk menentukan arah pelayaran. Orang-orang Islam telah menemukan astrolobe pada abad ke-12, juga berjasa bagi para pelaut Eropa. Alat itu dapat mengukur ketinggian matahari dan benda langit lainnya. Dengan demikian, para pelaut dapat mengetahui letak kapal dari gais khatulistiwa. Peralatan navigasi ini lambat laun membantu menyempurnakan peta.


No comments:

Post a Comment