Prospek
Kerja Bermodalkan Ilmu
Sejarah
Di dalam dunia
perguruan tinggi, setiap jurusan atau program studi menawarkan spesifikasi
keilmuan sekaligus peluang kerja ke depannya. Salah satunya adalah jurusan
sejarah. Jurusan ini memiliki orientasi pengajaran mengenai aktivitas dan
peninggalan manusia pada masa lampau. Walaupun memiliki spesifikasi tersendiri,
tetapi peminat pada jurusan sejarah lebih sedikit dibandingkan dengan
jurusan-jurusan yang lain.
Ada beberapa sebab yang membuat
jurusan sejarah seakan “sepi” peminat. Penyebab yang pertama adalah karena
perubahan cara pikir masyarakat yang sekarang lebih economic oriented. Mungkin bila sudah ada perbaikan ekonomi,
masyarakat akan kembali rindu pada hal-hal yang berbau non ekonomi (tidak economi oriented). Masyarakat Barat lebih
banyak yang berminat pada sejarah, karena mereka memiliki waktu lebih untuk
memikirkan bidang lain di luar masalah ekonomi.
Faktor yang kedua adalah sepertinya sekarang sudah menjadi sebuah trend
terjadinya penurunan minat dari calon mahasiswa baru. Khususnya minat mereka di
bidang sosial, apalagi sejarah. Hal ini tidak lepas dari perkembangan situasi
negara sendiri terutama segi ekonomi. Banyak stockholder (pemegang saham) menganggap bahwa jurusan ilmu sosial
atau sastra, termasuk sejarah kurang marketable
dari pasaran tenaga kerja. Yang ketiga adalah karena kesadaran sejarah dari
masyarakat atau generasi muda yang barangkali perlu mendapat perhatian yang
lebih khusus sehingga peminat sejarah nantinya bisa bertambah ( Tri Sulistyono,
2004).
Orang tidak akan
belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Menurut Prof. Djoko Suryo, Guru Besar Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya UGM banyak nilai-nilai dan pelajaran yang bisa ditarik
dari perjalanan kehidupan manusia dalam sejarahnya. Kenyataan
bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan peradaban waktu,
menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu (Kuntowijoyo, 1995: 20).
Dalam kenyataannya ada
beragam alasan seseorang masuk ke dalam jurusan sejarah. Ada yang benar-benar
ingin mempelajari sejarah karena menyenangi hal-hal yang berbau historis.
Tetapi ada pula yang beralasan “terpaksa” masuk jurusan sejarah karena tidak
diterima di jurusan lain. Pada umumnya mahasiswa jurusan sejarah masih
bertanya-tanya mengenai prospek kerja ke depannya setelah lulus kuliah. Ada
yang bingung ketika ditanya setelah lulus mau jadi apa. Padahal itu hanya
asumsi dari sebagian mahasiswa yang belum mengetahui berbagai peluang kerja
dengan modal ilmu sejarah yang sudah didapatkan. Ada beberapa prospek kerja,
baik yang berkaitan dengan ilmu sejarah
secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pemilihan topik tentang
peluang profesi dengan modal ilmu sejarah dalam artikel ini bertujuan untuk
membuka cakrawala bagi lulusan sejarah yang masih bingung mengenai peluang
kerja setelah lulus. Artikel ini juga ingin membahas beberapa peluang profesi
yang dapat dijadikan prospek kerja ke depan bagi lulusan sejarah.
Profesi
Kesejarahan
Pada umumnya apa yang
ada di benak masyarakat mengenai lulusan sejarah salah satunya adalah menjadi
guru. Hal ini memang tidak seluruhnya salah, tetapi juga tidak seluruhnya
benar. Pada dasarnya ada beberapa peluang kerja yang berkaitan langsung dengan
ilmu sejarah, di antaranya: guru sejarah, pegawai sejarah, pencatat sejarah,
serta peneliti dan penulis sejarah (Kuntowijoyo, 1995:3). Profesi-profesi ini
membutuhkan ilmu sejarah sebagai pondasi utama dalam pekerjaan. Hal ini
disebabkan di dalam profesi-profesi semacam ini ada pengejawantahan dari ilmu
sejarah yang sudah diperoleh secara langsung untuk diterapkan di dalam lapangan
pekerjaan.
Barangkali kata sejarah
didengar pertama kali karena dipakai oleh guru sejarah yang selalu berhubungan
dengan siswa dalam pengajaran sejarah. Lulusan sejarah memiliki peluang besar
menjadi guru sejarah. Hal ini sangat bersesuaian dengan bidang ilmu yang sudah
dipejari di bangku kuliah. Lebih lanjut ini didukung dengan latar belakang basic keilmuan yang telah mapan karena
telah menerima pelajaran sejarah selama beberapa waktu. Selain itu dengan menjadi
guru juga dapat mentransfer pengetahuan sejarah yang sudah didapat kepada
siswanya.
Lulusan sejarah juga
memiliki peluang untuk menjadi pegawai sejarah. Pegawai sejarah, termasuk di
dalamnya ialah para pegawai purbakala, museum dan monumen, balai-balai kajian
sejarah dan arsip serta pustakawan. Tugas kesejarahan mereka ialah berhubungan
dengan masyarakat untuk menanamkan kesadaran sejarah. Di dalam jurusan sejarah
diajarkan tentang pewarisan budaya serta pencarian dan penataan arsip. Jadi, lulusan
sejarah memiliki modal dasar untuk memasuki segmen kerja ini.
Setiap instansi,
terutama TNI/POLRI mempekerjakan sejarawan untuk mencatat apa-apa yang terjadi
di lingkungannya dan menulis sejarah lingkungannya. TNI/POLRI misalnya, selalu
mengikutsertakan sejarawan dalam setiap operasi dan menugaskan sejarawan untuk
menulis kegiatan-kegiatan TNI/POLRI. Bagi lulusan sejarah terutama yang masih
“hijau”, memasuki dunia kerja di bidang ini cukup sulit. Tetapi segmen ini
dapat menjadi alternatif peluang kerja bagi lulusan sejarah, untuk dapat
menjadi “pencatat sejarah” di instansi-insatnsi pemerintah.
Mengenai peneliti dan
penulis sejarah, kelompok inilah yang dihasilkan melalui pelatihan di perguruan
tinggi. Pada dasarnya seorang lulusan sejarah juga merupakan peneliti dan
penulis sejarah. Tetapi hasil penelitian dan tulisan mereka tidak ditulis untuk
memenuhi selera pasar, tetapi semata-mata dari pertimbangan akademis. Dalam
konteks ini, status “bawaan” lulusan sejarah yang juga seorang peneliti dan
penulis sejarah dapat menjadi alternatif peluang kerja. Lulusan sejarah dapat
mencoba menulis sebuah jurnal, artikel atau bahkan sebuah buku, yang
diorientasikan untuk publik. Tulisan yang dihasilkan harus mampu menyentuh segi
pemasaran sehingga dapat diterbitkan. Hal ini dapat membawa profit tersendiri bagi penulisnya.
Lulusan sejarah
memiliki potensi dan peluang yang besar untuk masuk dalam profesi-profesi
kesejarahan ini. Selain dekat dengan bidang ilmunya, profesi-profesi semacam
ini harus didukung oleh pengetahuan dan penguasaan ilmu sejarah yang cukup
dalam. Profesi kesejarahan ini juga menuntut aplikasi ilmu sejarah secara
langsung di lapangan pekerjaan.
Alternatif
Profesi
Tidak semua lulusan
sejarah dapat tertampung dalam profesi kesejarahan. Ada lulusan yang jadi karyawan
pengusaha sepatu, pengalengan ikan, perusahaan farmasi, dan tidak sedikit yang
menjadi guru di luar ilmunya. Jika dilihat sepintas, pekerjaan-pekerjaan
semacam ini memang jauh dari basic
keilmuan sejarah yang sudah dipelajari. Fenomena ini muncul disebabkan beragam
hal. Salah satunya adalah persaingan yang semakin sulit dalam dunia kerja.
Sebab
yang lain adalah banyak lulusan sejarah yang berasumsi langkanya kesempatan
kerja dengan modal ilmu sejarah sebagai basic
utamanya. Hal ini menjadikan banyak lulusan sejarah yang terkesan “lari” dari
ilmunya dan mencari pekerjaan di bidang di luar ilmunya. Lulusan sejarah ada
yang bekerja di kantor-kantor perusahaan (contohnya Honda Astra ), di
Bank-bank, di pabrik-pabrik, dan di tempat-tempat lain yang terkesan jauh dari
ilmu sejarah.
Ada
beberapa alternatif profesi yang sepintas jauh dari basic dasar ilmu sejarah. Tetapi dalam kenyataannya ada korelasinya
dengan ilmu sejarah yang diajarkan di perguruan tinggi (jurusan sejarah).
Profesi seperti wartawan sepintas tidak ada hubungan secara langsung dengan
ilmu sejarah yang diajarkan di perguruan tinggi. Tetapi jika dilihat lebih
dalam, ada saling keterkaitan antara ilmu sejarah dengan profesi wartawan.
Dalam
menulis karya atau tulisan sejarah, seorang mahasiswa sejarah harus
mengedepankan fakta-fakta yang riil untuk mendukung kajiannya. Mahasiswa
sejarah tidak boleh menulis sebuah tulisan sejarah tanpa disertai fakta atau
bukti nyata. Di dalam jurusan sejarah diajarkan bagaimana mencari, mengumpulkan
dan menilai fakta secara benar. Seorang wartawan di dalam menyusun laporan atau
beritanya juga harus berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Dalam laporannya ia
harus mengedepankan kebenaran isi dari apa yang sudah diberitakan.
Sebagai tambahan, di
dalam jurusan sejarah diajarkan juga tentang metode dan teknik penulisan karya-karya ilmiah. Adanya faktor
semacam ini menjadikan seorang mahasiswa sejarah sedikit banyak mengetahui
tentang cara-cara membuat karya tulis yang benar. Hal ini juga harus didukung
oleh kemauan untuk menuangkan pikiran menjadi sebuah tulisan.
Seorang
wartawan menulis laporan dalam bentuk sekumpulan fakta-fakta yang lebih
bersifat up to date dan marketable, sedangkan di dalam jurusan
sejarah lebih mempelajari fakta-fakta yang sifatnya masa lampau dan
menjadikannya sebuah tulisan sejarah.
Tetapi dengan modal teknik pencarian dan pengumpulan fakta serta metode penulisan karya tulis yang sudah
didapat di jurusan sejarah, seorang lulusan sejarah memiliki peluang yang
potensial untuk bisa bekerja sebagai wartawan.
Lulusan
sejarah juga memiliki peluang untuk menjadi sineas atau penulis skenario,
terutama skenario yang berhubungan dengan sejarah. Pada tahun 2004 Mira Lesmana
dari Miles Production meluncurkan film bertemakan sejarah yaitu Soe Hok Gie.
Realita ini menunjukkan bahwa ada peluang di bidang entertainment bagi lulusan sejarah. Untuk menulis skenario yang
bertemakan sejarah, maka penulisannya harus didasari oleh fakta yang kuat untuk
membuat cerita tersebut. Walaupun kelihatannya sangat sulit, tetapi peluang ini
dapat menjadi alternatif yang patut untuk dicoba. Hal ini juga harus didukung
oleh imjinasi kesejarahan yang kuat.
Menjadi
pemandu wisata historis (historical guide)
merupakan salah satu peluang profesi yang dapat dijajal oleh lulusan sejarah.
Modal pengetahuan sejarah yang sudah didapat di bangku kuliah merupakan faktor
pendukung yang sangat penting untuk menjadi seorang historical guide. Hal ini harus didukung pula oleh keterampilan
berbicara dan penguasaan bahasa, termasuk bahasa asing. Dengan track record seperti ini maka seorang
lulusan sejarah bisa menjadi guide yang
handal.
Hemat kata, lulusan
sejarah tidak perlu takut atau minder ketika akan memasuki dunia kerja. Ada
beberapa peluang profesi yang dapat dimasuki dengan bermodalkan ilmu sejarah.
Baik itu berupa profesi kesejarahan maupun profesi yang seakan “jauh” dari
sejarah. Dengan modal ilmu sejarah disertai dukungan tekad yang bulat serta
kemauan bekerja keras, seorang lulusan sejarah memiliki peluang yang potensial
untuk tetap dapat masuk dan eksis di dalam persaingan dunia kerja yang semakin sulit ini.
Sumber Pustaka
Djoko
Suryo, “Belajar Dari Sejarah dan Humaniora”, Kompas Edisi Yogyakarta 22 Maret 2006.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta:
Bentang, 1995).
Mareike
Sumilat, “Peluang Kerja Lulusan Sejarah Terbuka Luas”, Harian
Komentar Tahun 2003, Ambon.
Singgih Tri Sulistyono, “Jurusan Sejarah Menggapai Masa”
(Semarang: LPM Hayam Wuruk, 2004).
wih gan kayanya alumnus undip nih ya hehehe
ReplyDeletemakasih gan untuk infonya..
ReplyDeletebenar sekali.. agree with u..
ReplyDeletekalau boleh tahu, sekarang adminnya gimana ya ?
ReplyDeleteBlog SBMPTN
Mksih gan, kebetulan sekarang saya kuliah di jurusan ilmu sejarah
ReplyDelete