TEORI SISTEM
*M. Mujibur Rohman
*M. Mujibur Rohman
Setiap bidang ilmu
mempunyai penganutnya, demikian pula dengan teori sistem. Teori sistem
mempunyai sejarah yang bervariasi dalam sosiologi. Teoritisi penganut sistem
ini adalah Walter Buckley dan Niklas Luhmann. Keduanya mempunyai sumbangan yang
besar terhadap perkembangan teori sistem sehingga teori ini dikenal luas dalam
ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi.
Penjelasan
tentang teori sistem yang terdapat dalam buku berjudul Teori Sosiologi Modern (Ritzer dan Goldman,
2008) ini dimulai dengan beberapa pemikiran awal Walter Buckley tentang sifat
dari teori sistem. Menurut Buckley, sifat-sifat umum dari teori sistem antara
lain :
1. Bersifat
aplikatif karena diturunkan dari ilmu pasti (hard sciences), sehingga dapat diaplikasikan ke semua ilmu sosial
dan behavioral.
2. Teori
sistem mengandung banyak tingkatan
3. Teori
sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial dan
karenanya beoperasi terhadap berbagai analisis dunia sosial.
4. Pendekatan
sistem cenderung menganggap melihat semua aspek sistem sosiokultural dari segi
proses, khususnya sebagai jaringan informasi dan komunikasi.
5. Teori
sistem secara inheren bersifat integratif.
Ada berbagai manfaat
yang diambil dari teori sistem sosiologis Buckley, termasuk kosakata umum antar
berbagai ilmu alam dan ilmu sosial, kemampuannya untuk diaplikasikan (applicability) pada level mikro maupun
makro analisis dunia sosial secara keseluruhan, fokus pada proses, perspektif integratif,
dan orientasi dinamis. Lebih lanjut, variasi dari prinsip-prinsip teori sistem
didiskusikan, termasuk sejauh mana sistem itu terbuka atau tertutup, cenderung
surut (entropy), cenderung
mengelaborasi struktur (negentropy), dicirikan
oleh umpan balik (feed-back), dan
ciri-ciri proses yang membantu sistem mempertahankan diri (morphotasis) dan tumbuh (morphogenesis).
Buckley mengaplikasikan teori sistem untuk kesadaran, interaksi, dan domain
sosiokultural.
Teoritisi
sistem paling terkemuka dewasa ini adalah Niklas Luhmann. Luhmann antara lain
melihat sistem sebagai self-referencing
(referensi diri), sebagai kontingen (contingent)
dan selalu kurang kompleks daripada lingkungan. Sebagai referensi diri berarti
kemampuan masyarakat untuk merujuk pada dirinya sendiri adalah penting untuk
memahaminya sebagai sebuah sistem. Lebih lanjut, kunci untuk memahami apa yang
disebut Luhmann dengan sistem dapat ditemukan dalam perbedaan antara sistem dan
lingkungannya. Pada dasarnya, perbedaan antara keduanya adalah pada
kompleksitas (Complexity). Suatu sistem
selalu kurang kompleks ketimbang lingkungannya. Hal yang demikian ini
memunculkan kontingensi yang juga berarti resiko (risk). Implikasi dari kontingensi ini adalah munculnya fakta bahwa
segala seuatu mungkin bisa menjadi berbeda. Meskipun sistem tidak pernah
sekompleks lingkungannya, sistem mengembangkan subsistem-subsistem baru dan
membangun berbagai hubungan antara subsistem untuk menangani lingkungan secara
efektif. Jika tidak, sistem akan dikuasai oleh kompleksitas lingkungan.
Kontribusi
Luhmann yang terpenting adalah pemahamannya tentang sistem sebagai autopoietic. Konsep autopoietic ini merujuk pada diversitas atau keragaman sistem-sistem
dari sel biologis sampai ke seluruh masyarakat dunia. Luhmann menggunakan
istilah ini untuk menunjuk pada sistem-sistem seperti, antara lain ekonomi,
hukum, politik, saintifik, dan birokrasi. Sistem autopoietic memiliki empat karakteristik sebagai berikut:
1. Sebuah
sistem autopoietic menghasilkan
elemen-elemen dasar yang menyusun sistem itu sendiri.
2. Sistem-sistem
autopoietic mengorganisasikan diri (self-organizing) dalam dua cara- mereka
mengorganisasikan batas-batasnya sendiri, dan mengorganisasikan struktur
internalnya.
3. Sistem
autopoietic adalah self-referential. Misalnya, sistem
ekonomi menggunakan harga sebagai cara untuk mengacu pada dirinya sendiri.
demikian pula, sistem hukum mempunyai undang-undang yang mengacu pada sistem
legal.
4. Sebuah
sistem autopoietic adalah sistem
tertutup. Ini berarti bahwa tidak ada kaitan langsung antara sistem dengan
lingkungannya. Sebaliknya sistem berhubungan dengan representasi dari
lingkungannya. Misalnya, sistem ekonomi dianggap merespon kebutuhan material
dan keinginan orang-orang; akan tetapi, kebutuhan dan keinginan itu
mempengaruhi sistem ekonomi hanya sejauh mereka dapat dipresentasikan dalam
term uang. Konsekuensinya, sistem ekonomi merespon dengan baik pada kebutuhan
dan keinginan material orang kaya, tetapi merespon secara buruk kepada
kebutuhan dan keinginan orang miskin.
Luhmann berargumen
bahwa masyarakat adalah sistem autopoietic.
Ia memenuhi empat karakteristik yang dikemukakan di atas, yaitu masyarakat
menghasilkan elemen-elemen dasarnya sendiri, membangun struktur dan
batas-batasnya, self-referential, dan
tertutup.
Pandangan sistem
sebagai autopoietic dan tertutup
terhadap lingkungan inilah yang membedakan pendekatan Luhmann dari teoritisi sistem
pendahulunya. Dua sistem dipilih Luhmann untuk analisisnya, yakni sistem sosial
dan sistem psikis. Sistem sosial terkena problem kontingensi ganda (double contingency), yakni setiap
komunikasi harus mempertimbangkan bagaimana komunikasi itu diterima, tetapi
bagaimana dia diterima akan tergantung kepada estimasi penerima terhadap si
komunikator. Karena itu, Luhmann berargumen bahwa komunikasi dapat dikatakan
“mustahil”, tetapi struktur sosial telah dikembangkan untuk membuat komunikasi
menjadi hal yang mungkin. Sedangkan sistem psikis merujuk pada kesadaran
individu.
Sistem sosial dan
psikis mempunyai properti yang sama. Keduanya bersandar pada makna (meaning). Makna terkait erat dengan
pilihan yang dibuat sistem. Sistem seperti sistem psikis dan sosial yang
mengandalkan pada makna adalah tertutup, karena pertama, makna selalu mengacu kepada makna yang lain; kedua, hanya makna yang dapat mengubah
makna;, ketiga, makna biasanya
menghasilkan lebih banyak makna. Makna membentuk batas-batas untuk
masing-masing sistem.
Sistem psikis dan sistem
sosial berevolusi bersama. Masing-masing adalah lingkungan yang diperlukan
untuk masing-masing sistem. Elemen-elemen dari sistem makna psikis adalah
representasi konseptual, sedangkan elemen-elemen dari sistem sosial adalah
komunikasi. Keduanya memproduksi makna masing-masing dari proses-prosesnya
sendiri. Dalam sistem psikis, makna dikaitkan dengan kesadaran, sedangkan dalam
sistem sosial makna dikaitkan dengan komunikasi.
Selanjutnya, Luhmann
membahas tentang evolusi. Secara ketat, dapat dikatakan bahwa evolusi bukan sebuah
proses, tetapi seperangkat proses yang dapat dideskripsikan sebagai pelaksanaan
tiga fungsi: variasi, seleksi, dan stabilisasi karakteristik yang dapat direproduksi.
Fungsi-fungsi ini merepresentasikan mekanisme konkret yang dengannya evolusi
itu beroperasi. Variasi adalah proses
trial-and-error. Jika sebuah sistem
menghadapi problem yang unik, suatu variasi solusi mungkin akan berkembang
untuk menangani gangguan lingkungan. Beberapa dari solusi ini akan berhasil,
dan lainnya mungkin tidak. Seleksi
atas solusi tertentu bukan berarti bahwa yang dipilih adalah solusi “terbaik”.
Ini mungkin berarti bahwa solusi tertentu adalah yang paling mudah untuk
menstabilkan, atau dengan kata lain, solusi yang paling mudah untuk
mereproduksi struktur yang stabil dan tahan lama. Dalam sistem sosial, stabilisasi ini biasanya menyangkut
jenis diferensiasi baru yang memerlukan penyesuaian dari semua bagian sistem
kepada solusi baru. Proses evolusioner akan mencapai akhir temporer hanya
ketika stabilisasi telah selesai. Hal ini dapat dilihat dari evolusi yang
terjadi di masyarakat, termasuk sistem-sistem di dalamnya.
Dari
sudut pandang teori Luhmann, ciri utama dari masyarakat modern adalah
meningkatnya proses diferensiasi sistem sebagai cara menghadapi kompleksitas
lingkungannya. Diferensiasi di dalam sistem adalah cara penanganan perubahan
dalam lingkungan. Proses diferensiasi ini berarti meningkatkan kompleksitas sistem,
karena setiap subsistem dapat membuat hubungan yang berbeda-beda dengan sistem
lainnya. Ia lebih banyak menghasilkan variasi di dalam sistem untuk merespon
variasi di dalam lingkungan. Lebih banyak variasi yang dihasilkan oleh
diferensiasi bukan hanya akan menghasilkan respon yang lebih baik terhadapa
lingkungan, tetapi ia juga mempercepat evolusi. Ingat bahwa evolusi adalah
proses seleksi dari variasi. Semakin banyak variasi yang tersedia, semakin baik
evolusinya.
Diferensiasi
ini meningkatkan kompleksitas dari sistem melalui repetisi diferensiasi antara sistem
dan lingkungan di dalam sistem. Luhmann mengidentifikasi empat bentuk
diferensiasi, yaitu :
1. Segmentasi.
Diferensiasi segmentasi ini membagi
bagian-bagian dari sistem berdasarkan kebutuhan untuk memenuhi fungsi-fungsi
yang identik secara terus-menerus.
2. Stratifikasi.
Diferensiasi
ini adalah diferensiasi vertikal berdasarkan urutan atau status dalam sistem
yang dibayangkan sebagai hierarki. Setiap urutan memenuhi fungsi yang khusus
dalam sistem.
3. Pusat-pingiran
(center-periphery)
Diferensiasi ini merupakan kombinasi antara
segmentasi dan stratifikasi.
4. Fungsional
Diferensiasi
fungsional adalah bentuk diferensiasi yang paling kompleks dan bentuk yang
mendominasi masyarakat modern.
Yang terakhir inilah
bentuk diferensiasi yang paling kompleks. Ia menghasilkan fleksibilitas yang
lebih besar, tetapi jika satu sistem yang didiferensiasi secara fungsional
gagal melakukan fungsinya, sistem secara keseluruhan mungkin akan ambruk. Lebih
jauh adalah mungkin bahwa masyarakat tidak akan memiliki subsistem yang
terdiferensiasi secara fungsional yang mampu (capable) menangani problem-problem penting.
Karena Luhmann
membayangkan masyarakat sebagai sistem yang serba meliputi (all-encompassing), ia dapat diamati
hanya dari dalam sistem itu. Tidak ada sistem fungsional yang memiliki
perspektif yang benar sendiri, semua perspektif adalah sah. Meski demikian,
Luhmann berusaha memprioritaskan pada pengetahuan sosiologis dengan mengatakan
bahwa tugasnya adalah mempelajari observasi pertama terhadap masyarakat
(legenda, mitos, dan sebagainya).
Ringkasnya, teori
Luhmann tentang masyarakat modern dan konsepnya tentang masyarakat merupakan
alat analitik yang sangat maju yang membuat sosiologi dapat memperoleh
perspektif segar tentang problem di masyarakat (di dalam sosiologi) dewasa ini.
Teori umum evolusi dan diferensiasi, dan pemikiran Luhmann tentang sistem
spesifik seperti sains dan ekonomi, membuka arah dan riset baru. perbedaan
dasar antara sistem dan lingkungan membuka kemungkinan riset interdisipliner
baru yang didasarkan pada asumsi bahwa kompleksitss adalah problem besar yang
menghubungkan bidang-bidang terpisah dari ilmu manusia dan ilmu alam.
Teori Luhmann ini juga
tidak terlepas dari sejumlah kritik. Berikut ini dipaparkan sejumlah kritik
terhadap teori Luhmann sebagai berikut:
- Banyak teoritisi, termasuk Jurgen Habermas, mengatakan bahwa apa yang dilihat Luhmann sebagai keniscayaan perkembangan evolusioner sesungguhnya adalah bersifat regresif dan tidak mesti (unnecessary).
- Dalam teori Luhmann, diferensiasi adealah kunci untuk mendeskripsikan perkembangan masyarakat dan meningkatnya kompleksitas sistem sosial dalam menghadapi lingkungannya. Tetapi, kita juga dapat menemukan dua proses yang berbeda dalam masyarakat kontemporer. Yang satu adalah de-diferensiasi, yaitu proses pembubaran batas-batas antarsistem sosial, misalnya antara kultur tinggi dan kultur populer. Yang satunya lagi adalah interpenetrasi, yaitu proses pembentukan institusi untuk memperantarai sistem-sistem sosial. Teori sistem Luhmann cenderung melihat proses-proses ini sebagai antievolusioner karena evolusi didefinisikan sebagai peningkatan diferensiasi.
- Teori sistem Luhmann tampaknya terbatas kemampuannya untuk mendeskripsikan relasi antarsistem. Tidak semua sistem tampak tertutup dan otonom seperti yang diasumsikan Luhmann.
- Teori sistem Luhmann mengasumsikan variasi pandangan terhadap masyarakat yang semuanya valid tanpa kemungkinan memberi prioritas pada satu pandangan.
Teori Luhmann telah
menerima beberapa kritik utama. Meski ada kelemahan, teori sistem Luhmann telah
muncul sebagai salah satu teori sistem terkemuka dan merupakan perspketif yang
kuat saat kita masuk abad 21, dan ia telah menandai kebangkitan kembali minat
terhadap teori sistem.
*penulis adalah guru serta pemerhati sejarah dan ilmu-ilmu sosial
No comments:
Post a Comment