History

History
"History Make Me Happy"

Saturday 5 January 2013

Teori Sistem



TEORI  SISTEM
*M. Mujibur Rohman
Setiap bidang ilmu mempunyai penganutnya, demikian pula dengan teori sistem. Teori sistem mempunyai sejarah yang bervariasi dalam sosiologi. Teoritisi penganut sistem ini adalah Walter Buckley dan Niklas Luhmann. Keduanya mempunyai sumbangan yang besar terhadap perkembangan teori sistem sehingga teori ini dikenal luas dalam ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi.
            Penjelasan tentang teori sistem yang terdapat dalam buku berjudul Teori Sosiologi Modern (Ritzer dan Goldman, 2008) ini dimulai dengan beberapa pemikiran awal Walter Buckley tentang sifat dari teori sistem. Menurut Buckley, sifat-sifat umum dari teori sistem antara lain :
1.   Bersifat aplikatif karena diturunkan dari ilmu pasti (hard sciences), sehingga dapat diaplikasikan ke semua ilmu sosial dan behavioral.
2.   Teori sistem mengandung banyak tingkatan
3.   Teori sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial dan karenanya beoperasi terhadap berbagai analisis dunia sosial.
4.   Pendekatan sistem cenderung menganggap melihat semua aspek sistem sosiokultural dari segi proses, khususnya sebagai jaringan informasi dan komunikasi.
5.   Teori sistem secara inheren bersifat integratif.

Ada berbagai manfaat yang diambil dari teori sistem sosiologis Buckley, termasuk kosakata umum antar berbagai ilmu alam dan ilmu sosial, kemampuannya untuk diaplikasikan (applicability) pada level mikro maupun makro analisis dunia sosial secara keseluruhan, fokus pada proses, perspektif integratif, dan orientasi dinamis. Lebih lanjut, variasi dari prinsip-prinsip teori sistem didiskusikan, termasuk sejauh mana sistem itu terbuka atau tertutup, cenderung surut (entropy), cenderung mengelaborasi struktur (negentropy), dicirikan oleh umpan balik (feed-back), dan ciri-ciri proses yang membantu sistem mempertahankan diri (morphotasis) dan tumbuh (morphogenesis). Buckley mengaplikasikan teori sistem untuk kesadaran, interaksi, dan domain sosiokultural.
            Teoritisi sistem paling terkemuka dewasa ini adalah Niklas Luhmann. Luhmann antara lain melihat sistem sebagai self-referencing (referensi diri), sebagai kontingen (contingent) dan selalu kurang kompleks daripada lingkungan. Sebagai referensi diri berarti kemampuan masyarakat untuk merujuk pada dirinya sendiri adalah penting untuk memahaminya sebagai sebuah sistem. Lebih lanjut, kunci untuk memahami apa yang disebut Luhmann dengan sistem dapat ditemukan dalam perbedaan antara sistem dan lingkungannya. Pada dasarnya, perbedaan antara keduanya adalah pada kompleksitas (Complexity). Suatu sistem selalu kurang kompleks ketimbang lingkungannya. Hal yang demikian ini memunculkan kontingensi yang juga berarti resiko (risk). Implikasi dari kontingensi ini adalah munculnya fakta bahwa segala seuatu mungkin bisa menjadi berbeda. Meskipun sistem tidak pernah sekompleks lingkungannya, sistem mengembangkan subsistem-subsistem baru dan membangun berbagai hubungan antara subsistem untuk menangani lingkungan secara efektif. Jika tidak, sistem akan dikuasai oleh kompleksitas lingkungan.
            Kontribusi Luhmann yang terpenting adalah pemahamannya tentang sistem sebagai autopoietic. Konsep autopoietic ini merujuk pada diversitas atau keragaman sistem-sistem dari sel biologis sampai ke seluruh masyarakat dunia. Luhmann menggunakan istilah ini untuk menunjuk pada sistem-sistem seperti, antara lain ekonomi, hukum, politik, saintifik, dan birokrasi. Sistem autopoietic memiliki empat karakteristik sebagai berikut:
1.   Sebuah sistem autopoietic menghasilkan elemen-elemen dasar yang menyusun sistem itu sendiri.
2.   Sistem-sistem autopoietic mengorganisasikan diri (self-organizing) dalam dua cara- mereka mengorganisasikan batas-batasnya sendiri, dan mengorganisasikan struktur internalnya.
3.   Sistem autopoietic adalah self-referential. Misalnya, sistem ekonomi menggunakan harga sebagai cara untuk mengacu pada dirinya sendiri. demikian pula, sistem hukum mempunyai undang-undang yang mengacu pada sistem legal.
4.   Sebuah sistem autopoietic adalah sistem tertutup. Ini berarti bahwa tidak ada kaitan langsung antara sistem dengan lingkungannya. Sebaliknya sistem berhubungan dengan representasi dari lingkungannya. Misalnya, sistem ekonomi dianggap merespon kebutuhan material dan keinginan orang-orang; akan tetapi, kebutuhan dan keinginan itu mempengaruhi sistem ekonomi hanya sejauh mereka dapat dipresentasikan dalam term uang. Konsekuensinya, sistem ekonomi merespon dengan baik pada kebutuhan dan keinginan material orang kaya, tetapi merespon secara buruk kepada kebutuhan dan keinginan orang miskin.

Luhmann berargumen bahwa masyarakat adalah sistem autopoietic. Ia memenuhi empat karakteristik yang dikemukakan di atas, yaitu masyarakat menghasilkan elemen-elemen dasarnya sendiri, membangun struktur dan batas-batasnya, self-referential, dan tertutup.
Pandangan sistem sebagai autopoietic dan tertutup terhadap lingkungan inilah yang membedakan pendekatan Luhmann dari teoritisi sistem pendahulunya. Dua sistem dipilih Luhmann untuk analisisnya, yakni sistem sosial dan sistem psikis. Sistem sosial terkena problem kontingensi ganda (double contingency), yakni setiap komunikasi harus mempertimbangkan bagaimana komunikasi itu diterima, tetapi bagaimana dia diterima akan tergantung kepada estimasi penerima terhadap si komunikator. Karena itu, Luhmann berargumen bahwa komunikasi dapat dikatakan “mustahil”, tetapi struktur sosial telah dikembangkan untuk membuat komunikasi menjadi hal yang mungkin. Sedangkan sistem psikis merujuk pada kesadaran individu.
Sistem sosial dan psikis mempunyai properti yang sama. Keduanya bersandar pada makna (meaning). Makna terkait erat dengan pilihan yang dibuat sistem. Sistem seperti sistem psikis dan sosial yang mengandalkan pada makna adalah tertutup, karena pertama, makna selalu mengacu kepada makna yang lain; kedua, hanya makna yang dapat mengubah makna;, ketiga, makna biasanya menghasilkan lebih banyak makna. Makna membentuk batas-batas untuk masing-masing sistem.
Sistem psikis dan sistem sosial berevolusi bersama. Masing-masing adalah lingkungan yang diperlukan untuk masing-masing sistem. Elemen-elemen dari sistem makna psikis adalah representasi konseptual, sedangkan elemen-elemen dari sistem sosial adalah komunikasi. Keduanya memproduksi makna masing-masing dari proses-prosesnya sendiri. Dalam sistem psikis, makna dikaitkan dengan kesadaran, sedangkan dalam sistem sosial makna dikaitkan dengan komunikasi.
Selanjutnya, Luhmann membahas tentang evolusi. Secara ketat, dapat dikatakan bahwa evolusi bukan sebuah proses, tetapi seperangkat proses yang dapat dideskripsikan sebagai pelaksanaan tiga fungsi: variasi, seleksi, dan stabilisasi karakteristik yang dapat direproduksi. Fungsi-fungsi ini merepresentasikan mekanisme konkret yang dengannya evolusi itu beroperasi. Variasi adalah proses trial-and-error. Jika sebuah sistem menghadapi problem yang unik, suatu variasi solusi mungkin akan berkembang untuk menangani gangguan lingkungan. Beberapa dari solusi ini akan berhasil, dan lainnya mungkin tidak. Seleksi atas solusi tertentu bukan berarti bahwa yang dipilih adalah solusi “terbaik”. Ini mungkin berarti bahwa solusi tertentu adalah yang paling mudah untuk menstabilkan, atau dengan kata lain, solusi yang paling mudah untuk mereproduksi struktur yang stabil dan tahan lama. Dalam sistem sosial, stabilisasi ini biasanya menyangkut jenis diferensiasi baru yang memerlukan penyesuaian dari semua bagian sistem kepada solusi baru. Proses evolusioner akan mencapai akhir temporer hanya ketika stabilisasi telah selesai. Hal ini dapat dilihat dari evolusi yang terjadi di masyarakat, termasuk sistem-sistem di dalamnya.
Dari sudut pandang teori Luhmann, ciri utama dari masyarakat modern adalah meningkatnya proses diferensiasi sistem sebagai cara menghadapi kompleksitas lingkungannya. Diferensiasi di dalam sistem adalah cara penanganan perubahan dalam lingkungan. Proses diferensiasi ini berarti meningkatkan kompleksitas sistem, karena setiap subsistem dapat membuat hubungan yang berbeda-beda dengan sistem lainnya. Ia lebih banyak menghasilkan variasi di dalam sistem untuk merespon variasi di dalam lingkungan. Lebih banyak variasi yang dihasilkan oleh diferensiasi bukan hanya akan menghasilkan respon yang lebih baik terhadapa lingkungan, tetapi ia juga mempercepat evolusi. Ingat bahwa evolusi adalah proses seleksi dari variasi. Semakin banyak variasi yang tersedia, semakin baik evolusinya.
Diferensiasi ini meningkatkan kompleksitas dari sistem melalui repetisi diferensiasi antara sistem dan lingkungan di dalam sistem. Luhmann mengidentifikasi empat bentuk diferensiasi, yaitu :
1.   Segmentasi.
Diferensiasi segmentasi ini membagi bagian-bagian dari sistem berdasarkan kebutuhan untuk memenuhi fungsi-fungsi yang identik secara terus-menerus.
2.   Stratifikasi.
Diferensiasi ini adalah diferensiasi vertikal berdasarkan urutan atau status dalam sistem yang dibayangkan sebagai hierarki. Setiap urutan memenuhi fungsi yang khusus dalam sistem.
3.   Pusat-pingiran (center-periphery)
Diferensiasi ini merupakan kombinasi antara segmentasi dan stratifikasi.
4.   Fungsional
Diferensiasi fungsional adalah bentuk diferensiasi yang paling kompleks dan bentuk yang mendominasi masyarakat modern.

Yang terakhir inilah bentuk diferensiasi yang paling kompleks. Ia menghasilkan fleksibilitas yang lebih besar, tetapi jika satu sistem yang didiferensiasi secara fungsional gagal melakukan fungsinya, sistem secara keseluruhan mungkin akan ambruk. Lebih jauh adalah mungkin bahwa masyarakat tidak akan memiliki subsistem yang terdiferensiasi secara fungsional yang mampu (capable) menangani problem-problem penting.
Karena Luhmann membayangkan masyarakat sebagai sistem yang serba meliputi (all-encompassing), ia dapat diamati hanya dari dalam sistem itu. Tidak ada sistem fungsional yang memiliki perspektif yang benar sendiri, semua perspektif adalah sah. Meski demikian, Luhmann berusaha memprioritaskan pada pengetahuan sosiologis dengan mengatakan bahwa tugasnya adalah mempelajari observasi pertama terhadap masyarakat (legenda, mitos, dan sebagainya).
Ringkasnya, teori Luhmann tentang masyarakat modern dan konsepnya tentang masyarakat merupakan alat analitik yang sangat maju yang membuat sosiologi dapat memperoleh perspektif segar tentang problem di masyarakat (di dalam sosiologi) dewasa ini. Teori umum evolusi dan diferensiasi, dan pemikiran Luhmann tentang sistem spesifik seperti sains dan ekonomi, membuka arah dan riset baru. perbedaan dasar antara sistem dan lingkungan membuka kemungkinan riset interdisipliner baru yang didasarkan pada asumsi bahwa kompleksitss adalah problem besar yang menghubungkan bidang-bidang terpisah dari ilmu manusia dan ilmu alam.
Teori Luhmann ini juga tidak terlepas dari sejumlah kritik. Berikut ini dipaparkan sejumlah kritik terhadap teori Luhmann sebagai berikut:
  1. Banyak teoritisi, termasuk Jurgen Habermas, mengatakan bahwa apa yang dilihat Luhmann sebagai keniscayaan perkembangan evolusioner sesungguhnya adalah bersifat regresif dan tidak mesti (unnecessary).
  2. Dalam teori Luhmann, diferensiasi adealah kunci untuk mendeskripsikan perkembangan masyarakat dan meningkatnya kompleksitas sistem sosial dalam menghadapi lingkungannya. Tetapi, kita juga dapat menemukan dua proses yang berbeda dalam  masyarakat kontemporer. Yang satu adalah de-diferensiasi, yaitu proses pembubaran batas-batas antarsistem sosial, misalnya antara kultur tinggi dan kultur populer. Yang satunya lagi adalah interpenetrasi, yaitu proses pembentukan institusi untuk memperantarai sistem-sistem sosial. Teori sistem Luhmann cenderung melihat proses-proses ini sebagai antievolusioner karena evolusi didefinisikan sebagai peningkatan diferensiasi.
  3. Teori sistem Luhmann tampaknya terbatas kemampuannya untuk mendeskripsikan relasi antarsistem. Tidak semua sistem tampak tertutup dan otonom seperti yang diasumsikan Luhmann.
  4. Teori sistem Luhmann mengasumsikan variasi pandangan terhadap masyarakat yang semuanya valid tanpa kemungkinan memberi prioritas pada satu pandangan.

Teori Luhmann telah menerima beberapa kritik utama. Meski ada kelemahan, teori sistem Luhmann telah muncul sebagai salah satu teori sistem terkemuka dan merupakan perspketif yang kuat saat kita masuk abad 21, dan ia telah menandai kebangkitan kembali minat terhadap teori sistem.            

*penulis adalah guru serta pemerhati sejarah dan ilmu-ilmu sosial
                                            

No comments:

Post a Comment