History

History
"History Make Me Happy"

Friday 19 August 2016

FOLKLOR INDONESIA DAN JEPANG: SEBUAH PERBANDINGAN
(Bag.3)

C. Motivasi Penelitian Folklor di Indonesia dan Jepang
Motivasi penelitian folklor di kedua negara (Indonesia dan Jepang) pada dasarnya sama, yakni untuk mencari identitas bangsanya masing-masing. Yang membedakan hanya penyebab timbulnya motivasi untuk meneliti folklor di kedua negara tersebut.
     Kebudayaan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua macam : kebudayaan nasional dan kebudayaan nusantara. Kebudayaan nasional yaitu kebudayaan yang berlaku bagi semua bangsa Indonesia, baik yang pribumi maupun bukan yang pribumi, sedangkan kebudayaan nusantara yaitu kebudayaan yang sudah ada sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia. Kebudayaan tersebut antara lain kebudayaan Batak, Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Asmat dan lain-lain. Jika kebudayaan-kebudayaan nusantara sudah mantap, maka kebudayaan nasional Indonesia belum.

     Walaupun demikian kebudayaan Indonesia ini sudah dapat dianggap sebagai suatu kebudayaan tersendiri, karena ia sudah mempunyai satu unsur kebudayaan yang penting, yaitu bahasa Indonesia, yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dan yang lebih penting lagi, kebudayaan nasional Indonesia sudah mempunyai satu aspek kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku bangsa Indonesia, yakni aspek tata kelakuan. Tata kelakuan ini sering disebut juga falsafah hidup atau pandangan hidup, yakni Pancasila. Kendati demikian kebudayaan nasional Indonesia ini, masih belum tuntas pembentukannya. Banyak aspek-aspek kebudayaan lainnya yang masih harus dibentuk. Dan untuk itu unsur-unsur dari kebudayaan-kebudayaan nusantara dapat dijadikan bahan-bahan yang tidak ada habisnya, selain itu kebudayaan nusantara paling cocok untuk memberi citra atau identitas keindonesiaan.
     Motivasi penelitian folklor Jepang oleh para ahli folklor Jepang yaitu untuk mencari unsur-unsur tradisi lisan untuk merumuskan watak nasional khas orang Jepang. Penyebab timbulnya motivasi untuk meneliti folklor di kedua negara tersebut tidaklah sama. Di Indonesia, motivasi tersebut timbul karena orang Indonesia harus menciptakan kebudayaan baru yang dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia yang tidak homogen. Agar dapat diterima, maka sedapat mungkin harus diciptakan kebudayaan yang mengandung unsur-unsur kebudayaan yang dapat mewakili sebanyak mungkin kebudayaan nusantara yang ada di Indonesia.
     Timbulnya kegiatan pengumpulan folklor di Jepang dilandasi oleh motivasi mencari kembali identitas tradisional Jepang yang pernah mengalami guncangan hebat sebagai akibat restorasi Meiji. Masyarakat Jepang yang berlandaskan pada sistem agraris dan feodalisme, sejak jaman pemerintahan Tokugawa mengalami desakan hebat yang bersal dari pengaruh kebudayaan barat-yang lebih canggih dalam hal teknologi dan ekonomi, sehingga banyak orang Jepang dari kalangan cerdik pandai berusaha mencari kembali jati diri kebudayaan pribumi mereka, yang menurut mereka sangat berguna untuk mempertahankan kebudayaan asli mereka agar tidak ditelan oleh kebudayaan asing. Gerakan yang dilakukan para cerdik pandai itu dapt digolongkan sebagai suatu gerakan Nativistic, suatu reaksi logis dari orang yang kebudayaannya sedang mengalami perubahan yang sangat pesat. (M. Mujibur Rohman)


No comments:

Post a Comment