FOLKLOR INDONESIA DAN JEPANG: SEBUAH PERBANDINGAN
(Bag.3)
C. Motivasi Penelitian Folklor di Indonesia dan Jepang
Motivasi penelitian folklor di kedua negara (Indonesia dan Jepang)
pada dasarnya sama, yakni untuk mencari identitas bangsanya masing-masing. Yang
membedakan hanya penyebab timbulnya motivasi untuk meneliti folklor di kedua
negara tersebut.
Kebudayaan di Indonesia
dapat digolongkan menjadi dua macam : kebudayaan nasional dan kebudayaan
nusantara. Kebudayaan nasional yaitu kebudayaan yang berlaku bagi semua bangsa
Indonesia, baik yang pribumi maupun bukan yang pribumi, sedangkan kebudayaan
nusantara yaitu kebudayaan yang sudah ada sebelum terbentuknya negara Republik
Indonesia. Kebudayaan tersebut antara lain kebudayaan Batak, Jawa, Sunda,
Minangkabau, Bugis, Asmat dan lain-lain. Jika kebudayaan-kebudayaan nusantara
sudah mantap, maka kebudayaan nasional Indonesia belum.
Walaupun demikian
kebudayaan Indonesia ini sudah dapat dianggap sebagai suatu kebudayaan
tersendiri, karena ia sudah mempunyai satu unsur kebudayaan yang penting, yaitu
bahasa Indonesia, yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dan yang
lebih penting lagi, kebudayaan nasional Indonesia sudah mempunyai satu aspek
kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku bangsa Indonesia, yakni aspek tata
kelakuan. Tata kelakuan ini sering disebut juga falsafah hidup atau pandangan
hidup, yakni Pancasila. Kendati demikian kebudayaan nasional Indonesia ini,
masih belum tuntas pembentukannya. Banyak aspek-aspek kebudayaan lainnya yang
masih harus dibentuk. Dan untuk itu unsur-unsur dari kebudayaan-kebudayaan nusantara
dapat dijadikan bahan-bahan yang tidak ada habisnya, selain itu kebudayaan
nusantara paling cocok untuk memberi citra atau identitas keindonesiaan.
Motivasi penelitian
folklor Jepang oleh para ahli folklor Jepang yaitu untuk mencari unsur-unsur
tradisi lisan untuk merumuskan watak nasional khas orang Jepang. Penyebab
timbulnya motivasi untuk meneliti folklor di kedua negara tersebut tidaklah
sama. Di Indonesia, motivasi tersebut timbul karena orang Indonesia harus
menciptakan kebudayaan baru yang dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia
yang tidak homogen. Agar dapat diterima, maka sedapat mungkin harus diciptakan
kebudayaan yang mengandung unsur-unsur kebudayaan yang dapat mewakili sebanyak
mungkin kebudayaan nusantara yang ada di Indonesia.
Timbulnya kegiatan
pengumpulan folklor di Jepang dilandasi oleh motivasi mencari kembali identitas
tradisional Jepang yang pernah mengalami guncangan hebat sebagai akibat
restorasi Meiji. Masyarakat Jepang yang berlandaskan pada sistem agraris dan
feodalisme, sejak jaman pemerintahan Tokugawa mengalami desakan hebat yang
bersal dari pengaruh kebudayaan barat-yang lebih canggih dalam hal teknologi
dan ekonomi, sehingga banyak orang Jepang dari kalangan cerdik pandai berusaha
mencari kembali jati diri kebudayaan pribumi mereka, yang menurut mereka sangat
berguna untuk mempertahankan kebudayaan asli mereka agar tidak ditelan oleh
kebudayaan asing. Gerakan yang dilakukan para cerdik pandai itu dapt
digolongkan sebagai suatu gerakan Nativistic, suatu reaksi logis dari orang
yang kebudayaannya sedang mengalami perubahan yang sangat pesat. (M.
Mujibur Rohman)
No comments:
Post a Comment