History

History
"History Make Me Happy"

Tuesday 16 August 2016

KARIMUNJAWA: GEOGRAFI, HISTORI, dan TRADISI
(Bag. 3)

v  Tradisi Lisan Masyarakat Karimunjawa
     Beberapa cerita rakyat yang tumbuh di masyarakat Karimunjawa berkaitan erat dengan tokoh Amir Hasan. Cerita-cerita semacam ini tumbuh secara turun-temurun sehingga sudah menjadi tradisi lisan masyarakat Karimunjawa. Cerita-cerita tersebut antara lain mengenai Legon Lele, Siput Bolong, Ular Edor, dan cerita-cerita lainnya.
        Cerita asal-usul legon lele dan siput bolong berkaitan erat dengan kepergian Amir Hasan menuju Karimunjawa. Melihat putranya tidak di rumah maka Nyai Sunan Muria menanyakan kepada Sunan Muria dan diberi jawaban bahwa Amir Hasan disuruh pergi dari rumah menuju ke sebuah pulau yang berada di sebelah utara Pulau Jawa, maka Nyai Sunan menjadi terkejut dan mohon ijin untuk menyusulnya guna memberi bekal perjalanan. Teringat akan makanan kesukaan putranya yaitu pecel lele, maka dibawakan pecel lele oleh Nyai Sunan dengan harapan untuk memberikan kesenangan dalam perjalanan. Namun setelah di pantai ternyata Amir Hasan dan kedua abdinya sudah berlayar di lautan, maka oleh sang ibu pecel lele itu lalu dibuang ke laut. Bungkusan pecel lele tersebut terbawa ombak dan atas kehendak Tuhan mengikuti perjalanan Amir Hasan sampai pula di pulau yang dituju oleh Amir Hasan. Konon, ikan–ikan lele yang berada di Karimunjawa semuanya tidak mempunyai patil. Area ini sekarang dikenal dengan nama Legon Lele yaitu di bagian timur dari Pulau karimunjawa.
       Pada waktu Nyai Sunan Muria membawakan pecel lele saat menyusul putranya ke Pantai Jepara, juga dibawakan oleh beliau makanan kesukaan Amir Hasan yang lain, yaitu makanan siput. Rasa kecewa Nyai Sunan Muria yang tidak berhasil menyusul putranya yang berangkat menuju Karimunjawa dilampiaskan beliau dengan melemparkan pecel lele dan makanan siput tersebut ke laut. Sama halnya dengan masakan pecel lele maka masakan siput ini pun terdampar di perairan Karimunjawa yaitu di legon lele. Siput ini memiliki ciri khas yaitu punggungnya bolong (berlubang) dan terkenal dengan nama “Siput Bolong”.
     Mengenai cerita ular Edor, diceritakan bahwa pada waktu Amir Hasan yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Nyamplungan telah sampai di Karimunjawa, maka beliau memasuki daratan mencari tempat yang sesuai untuk kepentingannya guna memperdalam ajaran agama Islam dan sekaligus mengembangkanya. Pada suatu ketika beliau sedang berjalan ternyata ada seekor ular yang bertubuh pendek dan berwarna hitam serta sangat berbisa mencoba untuk menggigit beliau namun ternyata tidak mempan. Akibat dari peristiwa itu Sang Sunan menjadi marah dan mengutuk ular tersebut menjadi buta, karena dianggap menggigit sembarang orang. Sampai sekarang jenis ular ini yang dikenal dengan nama “Ular Edor”. Ular ini matanya buta, umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari. 
     Di Karimunjawa (tepatnya Pulau parang), terdapat sumur yang dikenal sebagai sumur wali. Sumur ini merupakan salah satu sumur yang disucikan di Pulau Parang, dipercaya apabila mendapati sumur tersebut berisikan air dan mengambil airnya akan membawa keberuntungan bagi yang mengambilnya.
     Tradisi lisan lain yang berkembang di masyarakat Karimunjawa adalah cerita mengenai karang-karang di pantai Barakuda. Di pantai tersebut terdapat dua karang yang berhimpitan, atas dan bawah. Konon, pada zaman dahulu di perairan Karimunjawa terdapat gerombolan perompak atau bajak laut. Oleh karena Sunan Nyamplungan ingin memberantas perompak-perompak ini. Usaha yang dilakukan Sunan Nyamplungan ini mengalami kesulitan karena pimpinan perompak ini konon memiliki ilmu “kesaktian”, yaitu rawarontek, di mana jika pimpinan perompak ini tewas tetapi masih menyentuh tanah, maka ia akan hidup lagi. Oleh karena itu, dengan kesaktiannya Sunan Nyamplungan kemudian menjepit tubuh pimpinan perompak itu di antara dua batu karang, yang sekarang dapat dilihat di pantai Barakuda (Muhammad Rifai, 25 Juli 2011).
     Tradisi lisan semacam ini tumbuh subur di kalangan Masyarakat Karimunjawa. Walaupun cenderung irasional dan berupa mitos-mitos, tetapi tradisi lisan ini dapat menambah khasanah pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat Karimunjawa untuk tetap menghargai perjuangan Sunan Nyamplungan yang notabene adalah cikal bakal nama Karimunjawa. (M. Mujibur Rohman)


No comments:

Post a Comment