History

History
"History Make Me Happy"

Thursday 18 August 2016

MAKNA SIMBOL
Simbol dan ritualitas sosial keberagaman memiliki makna yang sangat multivokal atau banyak makna. Menurut pendapat Victor Turner, multivokal makna dalam pengertian simbol dan ritual ini, berhubungan erat dengan bagaimana simbol tersebut dipersepsi dan diinternalisasi menjadi sistem kepercayaan baik secara individual maupun secara komunal. Secara etimologis simbol berarti tanda atau pertandaan yang digunakan untuk kepentingan ritualitas tertentu. Secara terminologi simbol diartikan sebagai sesuatu yang dianggap atas dasar kesepakatan bersama, sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah atau mewakili atau mengingatkan kembali dengan memiliki atau mengintegralkan kembali dengan memiliki kualitas yang sama atau dengan membayangkan dalam kenyataan dalam hati dan pikiran.
Memperhatikan definisi di atas simbol merupakan pertandaan yang tidak hanya menyampaikan gambaran tentang sesuatu yang bersifat immaterial, tetapi juga menyampaikan fenomena-fenomena material yang ada dalam hati dan pikiran. Dalam kaitan ini, simbol dapat dipahami sebagai ekspresi dalam wujud material yang digunakan masyarakat untuk menggambarkan sesuatu yang immaterial atau kepercayaan. Simbol menggambarkan bentuk, sifat, dan makna kepercayaan yang dianut oleh masyarakat, sebab demikian, makna simbol selalu menggambarkan ritualitas serta proses sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Menurut Victor Turner tidak mungkin mengetahui makna ritualitas masyarakat tanpa memahami makna simbol-simbol yang digunakannya.

Simbol dan ritual memiliki kaitan yang sangat erat dalam formasi sebuah struktur kemasyarakatan maupun deformasi (pengubahan) sebuah struktur yang mapan. Di sini sebuah ritual dipelajari dalam kaitannya dengan kerangka struktur kemasyarakatan maupun fungsinya sebagai penjaga social order. Turner misalnya berpendapat bahwa “bahkan pada masyarakat yang paling sederhana, perbedaan antara struktur (keteraturan hierarki dari status dan peranan sosial, politik dan ekonomi) dan komunitas (komunion orang-orang individual yang langsung, tanpa perantara dan tidak berstruktur) ada dan memperoleh ekspresi simbolik dalam atribut-atribut kebudayaan dari liminalitas, marginalitas dan inferioritas dan bahwa jika dilihat bersama-sama, struktur dan komunitas menunjukkan kondisi manusia yang memandang hubungan manusia dengan manusia lainnya
Ada efek psikologis yang dimunculkan simbol, ketika seseorang berhadapan dengan tatanan simbol maka seluruh intensi pikirannya akan mengulas kembali pengalaman yang pernah dilalui untuk menafsirkan simbol yang ada pada saat itu juga. Simbol berpartisipasi dalam arti, kekuatan dan keutamaan yang ditampilkan oleh simbol-simbol, menurut Turner pada hasil penelitiannya yaitu simbol-simbol yang digunakan dalam ritus-ritus masyarakat Ndembu dilihat sebagai sesuatu yang hidup, simbol terlibat dalam proses hidup sosial, kutural dan religius suku Ndembu). Dan simbol yang sifatnya multivokal menunjukkan satu simbol dapat memiliki arti lebih dari satu atau menunjukkan banyak hal, tidak berfokus pada satu pengertian yang pokok saja.
Turner memandang makna dan fungsi ritual dalam masyarakat sebagai suatu aktivitas untuk mengembalikan kesatuan masyarakat. Hal tersebut mengilhami pandangan bahwa ritual dapat dilihat sebagai simbol. Menurut Victor Turner ketika mengkaji ritual (upacara keagamaan) pada masyarakat Ndembu di Afrika, simbol-simbol dalam bentuk ritual berfungsi sebagai jembatan penghantar satuan-satuan kenyataan yang berbeda-beda dari pengalaman manusia. Ritual bagi masyarakat Ndembu adalah tempat mentransendensikan konflik keseharian. Sebagai media untuk mengurangi permusuhan diantara warga masyarakat yang disebabkan adanya kecurigaan-kecurigaan. Menutup jurang perbedaan yang disebabkan friksi di dalam masyarakat, sebagai sarana untuk memantapkan kembali hubungan yang ada dan sebagai medium untuk menegaskan kembali nilai-nilai masyarakat. Dengan demikian konsepsi-konsepsi simbolik yang dipunyai oleh setiap individu dirubah referensi dan orientasinya menjadi bersifat kebersamaan melalui proses-proses yang ada dalam berbagai upacara. Jadi Turner melihat ritual sebagai simbol dari apa yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat yang mendefinisikan dirinya sebagai makhluk sosial
            Di dalam masyarakat, sebagian besar pengetahuan, pikiran, perasaan, dan persepsi manusia terkandung dalam bahasa, suatu sistem simbol. Kata-kata mengandung makna atau nama yang menggolong-golongkan objek dan pikiran. Kata-kata adalah persepsi konseptual mengenai dunia, dunia yang terkandung dalam simbol-simbol. Simbol-simbol kata, bahasa sesuai bagi suatu masyarakat pada waktu dan tempat tertentu. Suatu konsep makna bisa ditunjukkan dengan simbol. Contohnya, cincin merupakan simbol perkawinan, seragam militer merupakan simbol kesatuan, bendera merupakan simbol bangsa. Seseorang juga dapat merupakan simbol, seperti presiden menunjukkan republic, raja dan ratu menunjukkan kerajaan.
            Makanan dapat menjadi sebuah simbol sebagai pernyataan adanya hubungan sosial. Pada semua masyarakat, kebiasaan memberi makanan dan minuman adalah sebagai suatu pernyataan cinta kasih dan persahabatan. Menerima makanan dari seseorang sama halnya dengan menerima perasaan yang dinyatakan seseorang dan membalas perasaan orang tersebut. Di samping itu ada makanan tertentu yang merupakan simbol kekerabatan dan keramah-tamahan, misalnya garam pada masyarakat Roma.
Kita juga mengenal makanan sebagai alat untuk memelihara hubungan keluarga. Misalnya pada masyarakat Indonesia sering dilakukan acara makan bersama pada waktu arisan atau pertemuan keluarga. Hal ini menunjukkan persatuan atau ada ikatan yang erat di dalam kelompok atau keluarga. Dalam pengertian yang luas makanan sebagai simbol identitas suku bangsa atau bangsa tetapi tentunya tidak semua makanan mempunyai simbol tersebut. Misalnya makanan “gudeg” sebagai identitas masyarakat Jawa Tengah, makanan “rendang” sebagai identitas suku bangsa Minangkabau.
Realitas sosial dalam masyarakat melalui simbol kadang terlihat samar namun sering juga telihat dalam bentuk yang lebih nyata. Pada kasus tersebut simbol warna hitam dan putih sering digunakan untuk menyatakan adanya persepsi oposisi biner. Seperti hitam-putih, jahat-baik, benar-salah, yang sering digunakan untuk mempermudah pemahaman akan pesan moral yang ingin disampaikan, baik melalui cerita, legenda, juga dalam ritual tertentu. (M. Mujibur Rohman)


No comments:

Post a Comment