KARIMUNJAWA: GEOGRAFI, HISTORI, dan TRADISI
(Bag. 1)
A. Geografi Kepulauan Karimunjawa
Kepulauan Karimunjawa terletak pada 05' 40' - 05’ 57' LS
dan 110’ 04' - 110’ 40' BT secara geografis terletak di Laut Jawa, arah barat
laut dari Jepara. Pulau Karimunjawa menjadi pusat kecamatan yang berjarak ± 83
km dari Kota Jepara (pusat pengrajin ukiran kayu yang terkenal di Indonesia). Luas
wilayah teritorial Karimunjawa 107.225 ha, sebagian besar berupa lautan
(100.105 ha) dengan luas daratan 7.120 ha yang terdiri atas gugusan pulau
berjumlah 27 putau besar dan kecil. Pulau terbesar yaitu Pulau Karimunjawa
(4.302,5 ha). Meskipun luas daratan setiap pulau relatif kecil dan terpencar
menjadi 27 pulau, namun kontribusi daratan terhadap sistem keseimbangan alam,
daya dukung lingkungan, dan untuk pemenuhan kebutuhan penduduk mempunyai ikatan
yang cukup besar dan tak bisa dipisahkan.
Suhu rata-rata di Karimunjawa 26 - 300C, dimana suhu
maksimum 34 C dan kelembaban nisbi
antara 70-85%. Musim kemarau (musim timuran) terjadi antara bulan Juni -
Agustus. Rata-rata penyinaran matahari antara 70-80% setiap harinya. Bulan
kering terjadi sekitar bulan Maret Agustus Musim pancaroba 1 berlangsung antara
bulan September - Oktober. Pada periode ini angin didominasi dari Barat - Barat
Laut, kadang-kadang juga dari Timur dan Utara dengan kecepatan yang bervariasi.
Musim penghujan (musim baratan) berlangsung antara butan
November-Maret, angin bertiup cukup kencang dengan gelombang laut yang besar.
Rata-rata penyinaran matahari sekitar 30 - 60% setiap harinya. Bulan Januari
merupakan bulan terbasah dengan curah hujan mencapai 400 mm/bulan. Pada saat
ini gelombang laut relatif besar, berkisar antara 0,4 - 1,25 m bahkan pada saat
cuaca buruk di laut terbuka tinggi gelombang dapat mencapai > 1,7 m . Angin
bertiup cukup kencang dengan arah bervariasi dari Barat - Barat Laut, kecepatan
rata-rata 7 - 16 knot, kadang kadang dapat mencapai 21 knot. Setelah musim
penghujan berakhjr ditanjutkan dengan musim pancaroba 11 antara April - Mei.
Antara bulan Maret - Mei arah angin lebih bervariasi dari Barat dan Timur silih
berganti dengan kecepatan rata-rata antara 4 - 10 knot.
Pulau yang sudah berpenduduk
yaitu Pulau Genting, Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Nyamuk, dan Pulau
Parang. Sebagian besar pulau di sana memiliki pantai dengan pasir putih.
Pulau-pulau yang menjadi favorit untuk dikunjungi para turis karena keindahan
alamnya antara lain Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan
Tanjung Gelam.
Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7
pulau berpenghuni, dan 6 gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan
yang didominisi oleh kebun campuran, kelapa dan semak belukar. Adapun wilayah
perairan sampai pada kedalaman 15 meter didapatkan luasan 5.709,50 Ha yang
didominisi oleh tutupan pasir. Kasaran dan luasan pulau dari yang terkecil 0,5
ha (P.Batu, P.Mertica) dan terbesar 4,302,5 ha ( 60%) P.Karimun Jawa ( sebagai
tipe “High Island”), serta pulau kecil (tipe Low Island) sebesar 40%.
Secara geologis, formasi tanah di
Kepulauan Karimunjawa terdiri dari Kuara dan mikaan, konglomerat kuarsa, batu
lanau kuarsa, serpih kuarsa, breksi gunung api, tuf, lava, kerikil pasir,
lempung, lumpur, pecahan koral, dan batu apung. Secara topografis,
Kepulauan Karimunjawa berupa pantai landai yang ditumbuhi oleh hutan mangrove.
Terumbu karang pantai (Fringing reefs)
mengelilingi pulau-pulau yang menyebabkan pantai terlindung dari gelombang
(Balai Taman Nasional 2004:7).
Dasar perairannya mengandung pasir dan
lumpur. Di tengah perairan ada banyak karang yang muncul ke permukaan. Daratan
kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah rendah dan bergelombang, dengan
ketinggian antara 0-506m dpl. Disana terdapat dua bukit, yaitu: Bukit Gajah,
dan Bukit Bendera yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian +506m dpl.
Ada 5 mata air besar di Kawasan Taman
Nasional Karimunjawa, yaitu; Kapuran (pancuran Belakang), Legon Goprak, Legon
Lele, Cikmas dan Nyamplungan, yang dimanfaatkan untuk air minum dan memasak
oleh masyarakat sekitarnya. Rata rata curah hujan mencapai 3.000mm/tahun. Temperatur
udara berkisar antara 300-310C pada musim panas. Bersamaan dengan itu bertiup
angin barat yang kuat sehingga ada gelombang laut yang besar dan menjadikan
musim ini sangat tidak menguntungkan bagi nelayan. Di bulan Desember- Februari
bertiup angin barat. Gelombang laut besar terdapat pada bulan Desember-Februari
dan bulan Juli- Agustus (Balai Taman Nasional 2004:8).
Kawasan pesisir tersusun dari berbagai macam ekosistem
yang dicirikan oleh sifat dan proses biotik dan abiotik yang jelas, satu sama
lain tidak berdiri sendiri bahkan saling terkait. Kawasan ini memiliki
kekhususan karena dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia dan proses
alamiah yang terdapat di lahan atas (upland
areas) maupun laut lepas (oceans).
Berdasarkan fungsi utamanya, kawasan ini meliputi kawasan lindung dan kawasan
budidaya, yang berdasarkan kegiatan utamanya meliputi kawasan pedesaan yang
kegiatan utamanya di bidang pertanian, termasuk perikanan.
Hasil analisis potensi biogeofisik didapatkan informasi
bahwa kepulauan Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai
dengan kedalaman laut <50 meter. Ekosistem Kepulauan Karimunjawa
menggambarkan ”keunitan habitat” sebagai akibat biota laut dilindungi, 2 jenis vegetasi
Dewandaru (endemik) dan ” keanekaragaman Struktural Habitat”,
sebagai akibat keragaman ukuran pulau. Kedua ciri di atas mempunyai makna
ekologis: kerentanan/fragilitas akan pemanfaatan yang sangat berlebihan,
keterbatasan sumberdaya air tawar, dan kecenderungan percepatan kerusakan bila
terjadi perubahan yang berlebihan/bencana alam.
Kawasan taman nasional Karimunjawa
mempunyai 5 tipe ekosistem yaitu: ekosistem
terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, mangrove, hutan pantai serta
hutan dataran rendah.Di dalam ekosistem terumbu karang ada 3 tipe terumbu,
yaitu: terumbu karang pantai (fringing
reef), penghalang (barrier reef)
dan beberapa taka (patch reef). Akar
Bahar/karang hitam (Anthipates spp.)
dan karang musik/merah (Tubipora musica)
keduanya hampir punah. Ada 3 tipe alga laut, yaitu: Chlorophyta (genera Caulerpa dan Halimeda), Phaeophyta (genera
Padina, Sargassum dan Turbinaria)
dan Rhodophyta (genera Euchema, Gracilloria, Gelidium, Hypena dan Acanthopora). Alga
laut tersebar di seluruh pulau sampai kedalaman 20 meter dan di seluruh
perairan sampai kedalaman 25 meter.
Vegetasi hutan pantai di Taman nasional
Karimunjawa antara lain adalah Ketapang (Terminalia
cattapa), Cemara Laut (Casuarina
Equisetifolia), Kelapa (Cocos
Nucifera), Jati Pasir (Scaerota
Frustescens), Setigi (Pemphis Acidula)
dan Waru laut (Hibiscus Tiliaceus)
Ekosistem hutan menempati ketinggian
0-500m dpl di Pulau Karimunjawa dan di sana terdapat tumbuhan Dewandaru (Fragravea Kauki) dan Kalimosodo (Cordia Subcordata) yang khas dan langka.
(Balai Taman Nasional 2004:8)
Mengenai fauna, ada
2 jenis kelompok fauna di Taman Nasional Karimunjawa, yaitu hewan darat
(terestrial) dan air (aquatik). Jenis hewan
darat umumnya adalah Rusa (Ceruus
Timorensis), Kera Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis Karimodjawae), Trenggiling (Manis Javanica) dan Ular Edor (Calloselasma
Rhodostoma). Jenis burungnya antara lain Pergam Ketanjar (Ducula Rosaceae), Trocokan (Picnonotus Govier var. Karimunjawa) dan
Belet Karimunjawa (Psitacula Alexandri
var. Karimunjawa). Ada juga jenis burung migran seperti Trinil Pantai (Actitis Hypolaceus) dan Gajahan (Numenius Phaecapus). Untuk biota laut
dan karang ada jenis Ikan Hias, Kepala Kambing (Cassis Comuta), Triton Terompet (Charonia Tritonis), Nautilus Berongga (Nautilus Pompilius), Batu Laga (Turbo
Marmoratus), Lola (Trochus Niloticus),
Kima Pasir (Hippopus Hippopus), Kima
Besar (Tridacna Maxima), Kima Lubang
(Tridacna Crocea), Kima Sisik (Tridacna Squamosa), Kima raksasa (Tridacna Gigas), Kima Selatan (Tridaena Devesa) dan Akar Bahar (Anthipates spp.) (Balai Taman Nasional
2004: 8).
Kepulauan Karimunjawa dibagi ke dalam beberapa zonasi, agar berbagai kepentingan
pemanfaatannya dapat berjalan selaras
dan serasi. Pembagian zonasi di
Kepulauan Karimunjawa berdasarkan
pada keputusan Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/II/1986 dan sesuai dengan UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Hayati dan Ekosistem. Sistem
zonasi Taman Nasinal Karimunjawa mencakup wilayah darat dan laut. Suatu sistem
zonasi tunggal telah dirancang untuk seluruh Taman Nasional dengan total 4 tipe
zona. Zona-zona yang meliputi kawasan darat dan laut memiliki peraturan khusus
untuk kedua tipe lingkungan tersebut. Zona-zona tersebut meliputi zona inti (Core
Zone), zona perlindungan, zona pemanfaatan, dan zona penyangga. (M. Mujibur Rohman)
No comments:
Post a Comment