History

History
"History Make Me Happy"

Tuesday 16 August 2016

KARIMUNJAWA: GEOGRAFI, HISTORI, dan TRADISI
(Bag. 1)

A. Geografi Kepulauan Karimunjawa
            Kepulauan Karimunjawa terletak pada 05' 40' - 05’ 57' LS dan 110’ 04' - 110’ 40' BT secara geografis terletak di Laut Jawa, arah barat laut dari Jepara. Pulau Karimunjawa menjadi pusat kecamatan yang berjarak ± 83 km dari Kota Jepara (pusat pengrajin ukiran kayu yang terkenal di Indonesia). Luas wilayah teritorial Karimunjawa 107.225 ha, sebagian besar berupa lautan (100.105 ha) dengan luas daratan 7.120 ha yang terdiri atas gugusan pulau berjumlah 27 putau besar dan kecil. Pulau terbesar yaitu Pulau Karimunjawa (4.302,5 ha). Meskipun luas daratan setiap pulau relatif kecil dan terpencar menjadi 27 pulau, namun kontribusi daratan terhadap sistem keseimbangan alam, daya dukung lingkungan, dan untuk pemenuhan kebutuhan penduduk mempunyai ikatan yang cukup besar dan tak bisa dipisahkan.
            Suhu rata-rata di Karimunjawa 26 - 300C, dimana suhu maksimum 34 C dan  kelembaban nisbi antara 70-85%. Musim kemarau (musim timuran) terjadi antara bulan Juni - Agustus. Rata-rata penyinaran matahari antara 70-80% setiap harinya. Bulan kering terjadi sekitar bulan Maret Agustus Musim pancaroba 1 berlangsung antara bulan September - Oktober. Pada periode ini angin didominasi dari Barat - Barat Laut, kadang-kadang juga dari Timur dan Utara dengan kecepatan yang bervariasi.
            Musim penghujan (musim baratan) berlangsung antara butan November-Maret, angin bertiup cukup kencang dengan gelombang laut yang besar. Rata-rata penyinaran matahari sekitar 30 - 60% setiap harinya. Bulan Januari merupakan bulan terbasah dengan curah hujan mencapai 400 mm/bulan. Pada saat ini gelombang laut relatif besar, berkisar antara 0,4 - 1,25 m bahkan pada saat cuaca buruk di laut terbuka tinggi gelombang dapat mencapai > 1,7 m . Angin bertiup cukup kencang dengan arah bervariasi dari Barat - Barat Laut, kecepatan rata-rata 7 - 16 knot, kadang kadang dapat mencapai 21 knot. Setelah musim penghujan berakhjr ditanjutkan dengan musim pancaroba 11 antara April - Mei. Antara bulan Maret - Mei arah angin lebih bervariasi dari Barat dan Timur silih berganti dengan kecepatan rata-rata antara 4 - 10 knot.
            Pulau yang sudah berpenduduk yaitu Pulau Genting, Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Nyamuk, dan Pulau Parang. Sebagian besar pulau di sana memiliki pantai dengan pasir putih. Pulau-pulau yang menjadi favorit untuk dikunjungi para turis karena keindahan alamnya antara lain Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan Tanjung Gelam.
Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7 pulau berpenghuni, dan 6 gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan yang didominisi oleh kebun campuran, kelapa dan semak belukar. Adapun wilayah perairan sampai pada kedalaman 15 meter didapatkan luasan 5.709,50 Ha yang didominisi oleh tutupan pasir. Kasaran dan luasan pulau dari yang terkecil 0,5 ha (P.Batu, P.Mertica) dan terbesar 4,302,5 ha ( 60%) P.Karimun Jawa ( sebagai tipe “High Island”), serta pulau kecil (tipe Low Island) sebesar 40%.
Secara geologis, formasi tanah di Kepulauan Karimunjawa terdiri dari Kuara dan mikaan, konglomerat kuarsa, batu lanau kuarsa, serpih kuarsa, breksi gunung api, tuf, lava, kerikil pasir, lempung, lumpur, pecahan koral, dan batu apung. Secara topografis, Kepulauan Karimunjawa berupa pantai landai yang ditumbuhi oleh hutan mangrove. Terumbu karang pantai (Fringing reefs) mengelilingi pulau-pulau yang menyebabkan pantai terlindung dari gelombang (Balai Taman Nasional 2004:7).
Dasar perairannya mengandung pasir dan lumpur. Di tengah perairan ada banyak karang yang muncul ke permukaan. Daratan kawasan Taman Nasional Karimunjawa adalah rendah dan bergelombang, dengan ketinggian antara 0-506m dpl. Disana terdapat dua bukit, yaitu: Bukit Gajah, dan Bukit Bendera yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian +506m dpl.
Ada 5 mata air besar di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa, yaitu; Kapuran (pancuran Belakang), Legon Goprak, Legon Lele, Cikmas dan Nyamplungan, yang dimanfaatkan untuk air minum dan memasak oleh masyarakat sekitarnya. Rata rata curah hujan mencapai 3.000mm/tahun. Temperatur udara berkisar antara 300-310C pada musim panas. Bersamaan dengan itu bertiup angin barat yang kuat sehingga ada gelombang laut yang besar dan menjadikan musim ini sangat tidak menguntungkan bagi nelayan. Di bulan Desember- Februari bertiup angin barat. Gelombang laut besar terdapat pada bulan Desember-Februari dan bulan Juli- Agustus (Balai Taman Nasional 2004:8).
Kawasan pesisir tersusun dari berbagai macam ekosistem yang dicirikan oleh sifat dan proses biotik dan abiotik yang jelas, satu sama lain tidak berdiri sendiri bahkan saling terkait. Kawasan ini memiliki kekhususan karena dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia dan proses alamiah yang terdapat di lahan atas (upland areas) maupun laut lepas (oceans). Berdasarkan fungsi utamanya, kawasan ini meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya, yang berdasarkan kegiatan utamanya meliputi kawasan pedesaan yang kegiatan utamanya di bidang pertanian, termasuk perikanan.
Hasil analisis potensi biogeofisik didapatkan informasi bahwa kepulauan Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai dengan kedalaman laut <50 meter. Ekosistem Kepulauan Karimunjawa menggambarkan ”keunitan habitat” sebagai akibat biota laut dilindungi, 2 jenis vegetasi Dewandaru (endemik) dan ” keanekaragaman Struktural Habitat”, sebagai akibat keragaman ukuran pulau. Kedua ciri di atas mempunyai makna ekologis: kerentanan/fragilitas akan pemanfaatan yang sangat berlebihan, keterbatasan sumberdaya air tawar, dan kecenderungan percepatan kerusakan bila terjadi perubahan yang berlebihan/bencana alam.
Kawasan taman nasional Karimunjawa mempunyai 5 tipe ekosistem yaitu: ekosistem terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, mangrove, hutan pantai serta hutan dataran rendah.Di dalam ekosistem terumbu karang ada 3 tipe terumbu, yaitu: terumbu karang pantai (fringing reef), penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Akar Bahar/karang hitam (Anthipates spp.) dan karang musik/merah (Tubipora musica) keduanya hampir punah. Ada 3 tipe alga laut, yaitu: Chlorophyta (genera Caulerpa dan Halimeda), Phaeophyta (genera Padina, Sargassum dan Turbinaria) dan Rhodophyta (genera Euchema, Gracilloria, Gelidium, Hypena dan Acanthopora). Alga laut tersebar di seluruh pulau sampai kedalaman 20 meter dan di seluruh perairan sampai kedalaman 25 meter.
Vegetasi hutan pantai di Taman nasional Karimunjawa antara lain adalah Ketapang (Terminalia cattapa), Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia), Kelapa (Cocos Nucifera), Jati Pasir (Scaerota Frustescens), Setigi (Pemphis Acidula) dan Waru laut (Hibiscus Tiliaceus)
Ekosistem hutan menempati ketinggian 0-500m dpl di Pulau Karimunjawa dan di sana terdapat tumbuhan Dewandaru (Fragravea Kauki) dan Kalimosodo (Cordia Subcordata) yang khas dan langka. (Balai Taman Nasional 2004:8)
Mengenai fauna, ada 2 jenis kelompok fauna di Taman Nasional Karimunjawa, yaitu hewan darat (terestrial) dan air (aquatik). Jenis hewan darat umumnya adalah Rusa (Ceruus Timorensis), Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis Karimodjawae), Trenggiling (Manis Javanica) dan Ular Edor (Calloselasma Rhodostoma). Jenis burungnya antara lain Pergam Ketanjar (Ducula Rosaceae), Trocokan (Picnonotus Govier var. Karimunjawa) dan Belet Karimunjawa (Psitacula Alexandri var. Karimunjawa). Ada juga jenis burung migran seperti Trinil Pantai (Actitis Hypolaceus) dan Gajahan (Numenius Phaecapus). Untuk biota laut dan karang ada jenis Ikan Hias, Kepala Kambing (Cassis Comuta), Triton Terompet (Charonia Tritonis), Nautilus Berongga (Nautilus Pompilius), Batu Laga (Turbo Marmoratus), Lola (Trochus Niloticus), Kima Pasir (Hippopus Hippopus), Kima Besar (Tridacna Maxima), Kima Lubang (Tridacna Crocea), Kima Sisik (Tridacna Squamosa), Kima raksasa (Tridacna Gigas), Kima Selatan (Tridaena Devesa) dan Akar Bahar (Anthipates spp.) (Balai Taman Nasional 2004: 8).

       Kepulauan Karimunjawa dibagi ke dalam beberapa zonasi, agar berbagai kepentingan pemanfaatannya dapat berjalan selaras dan serasi.  Pembagian zonasi di Kepulauan Karimunjawa berdasarkan pada keputusan Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/II/1986 dan sesuai dengan UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem. Sistem zonasi Taman Nasinal Karimunjawa mencakup wilayah darat dan laut. Suatu sistem zonasi tunggal telah dirancang untuk seluruh Taman Nasional dengan total 4 tipe zona. Zona-zona yang meliputi kawasan darat dan laut memiliki peraturan khusus untuk kedua tipe lingkungan tersebut. Zona-zona tersebut meliputi zona inti (Core Zone), zona perlindungan, zona pemanfaatan, dan zona penyangga. (M. Mujibur Rohman)

No comments:

Post a Comment