History

History
"History Make Me Happy"

Monday 15 August 2016

PENGARUH INTERNATIONALIZATION, LIBERALIZATION, UNIVERSALIZATION, WESTERNIZATION, DAN DETERITORIALIZATION TERHADAP PERKEMBANGAN SEJARAH MODERN

Globalisasi dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah yang jauh sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya (Anthony Giddens, 1990). Globalisasi dapat dianggap sebagai proses (atau set proses) yang mewujudkan transformasi organisasi spasial hubungan sosial dan transaksi (David Held et al. 1999). Globalisasi merupakan suatu proses hubungan sosial secara relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya batas-batasan secara nyata, jadi ruang lingkup hidup manusia lebih bertambah dengan memainkan peranan yang lebih luas dalam dunia sebagai suatu kesatuan tunggal (Rudy, 2003).
Globalisasi dikatakan memiliki aspek-aspek yaitu pertama, internasionalisasi, yang menandai meningkatnya ketergantungan antar negara di dunia. Globalisasi yang telah terjadi dan sedang terjadi akan terus berkembang dan merubah sistem internasional di dunia yang dipandang sebagai satu wilayah tunggal dalam perspektif global. Negara-negara di dunia tidak lagi memainkan peran sebagai satu-satunya aktor dalam sistem internasional, terlebih mereka dipengaruhi oleh berbagai non state actor (aktor non negara) yang berkembang secara global dan mempengaruhi sistem internasional.
Kedua, liberalisasi, yang menandai pergerakan setiap negara yang membuka diri dan bersatu dalam dunia perekonomian. Berkembangnya sistem ekonomi internasional juga memegang peranan penting dalam ranah globalisasi yang mengakibatkan bergantungnya suatu negara pada konstelasi ekonomi di era itu. Di tengah hiruk pikuk keramaian pengaruh yang telah diberikan globalisasi dalam segala aspek di dunia, muncul opini bahwa globalisasi adalah mitos, karena globalisasi adalah tidak lain sebagai bentuk dari imperialisme barat, dimana semua aktor cenderung melakukan eksploitasi dan disebutkan pula bahwa tidak ada perusahaan internasional yang orisinil melainkan perusahaan nasional yang berdagang secara internasional.
Ketiga, universalisasi sebagai menyebarnya berbagai objek dan pemikiran di dunia. Pertukaran informasi dan komunikasi semakin kuat menembus batas teritorial negara satu dengan yang lain. Di era yang kian maju ini, setiap orang di dunia dapat berhubungan satu dengan yang lainnya secara mudah, dengan pesawatpun dalam satu hari seseorang dapat berpindah dari benua satu dan benua yang lain. Demikian pula dengan semakin majunya teknologi membuat informasi turut berkembang cepat, dengan internet setiap orang dapat mengakses berita dari belahan dunia lain. Berbagai hal seperti itulah yang terpikirkan jika mendengar kata globalisasi. Kemajuan membuat setiap orang dapat menjangkau batasan-batasan yang ada, sehingga setiap orang di dunia dapat dipandang sebagai masyarakat dunia yang tak lagi menghiraukan adanya asal negara.
Keempat, westernisasi, terutama dari Amerika Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, budaya, dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat. Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban Barat..
Perkembangan globalisasi amatlah pesat, terutama oleh negara-negara maju yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang seimbang. Hal tersebut dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh negara-negara maju untuk membangun benteng pertahanan dan memberikan persuasi yang cukup kuat untuk negara-negara lain. Amerika Serikat misalnya, sejak dulu negeri Paman Sam ini dikenal sebagai negara superpower yang selalu menjadi panutan negara-negara lain untuk maju. Mulai dari bidang teknologi, ekonomi, politik dan sebagainya. Hal tersebut yang menjadikan banyak warga negara lain memiliki sikap westernisasi (kebarat-baratan).
Saat ini, apa yang dibuat dan dijadikan oleh negara barat sebagai budaya dapat dengan mudah ditiru sehingga jika tidak selektif dalam memilih, budaya asli warisan nenek moyang bisa menjadi bumerang untuk menghancurkan negaranya sendiri. Beberapa akibat yang sudah mulai dirasakan antara lain perubahan gaya hidup, cara berpakaian, nilai-nilai pergaulan masyarakat dan lunturnya budaya asli daerah.
Dan yang terakhir ialah deteritorialisasi yang menghapuskan pengaruh batas-batas jarak. Seperti namanya, globalisasi yang terjadi secara menyeluruh di seantero dunia, dirasakan secara kolektif, menyamarkan bahkan menghilangkan lintas batas negara dan secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi gaya hidup serta budaya manusia. Dalam kehidupan sosial, globalisasi juga memberi pengaruh negatif dimana nasionalisme pada suatu negara semakin dipertanyakan akibat saling berbaurnya masyarakat negara menjadi masyarakat dunia.
Dalam globalisasi, aktor-aktor non-negara sudah mulai memiliki peran yang cukup penting dalam menghadapi arus globalisasi. Contohnya adalah semakin maraknya perdagangan bebas tanpa batas, lalu di lain sisi aktor non-negara seperti MNC (Multinational Cooperation) yang produksinya tidak hanya di satu negara saja, dan bahkan seorang individu dapat melakukan hubungan/ interaksi secara mudah dengan individu yang berada di negara lain melalui internet.
Globalisasi juga secara jelas memudarkan prinsip yang dianut oleh perjanjian Westphalia (1648) yang menegaskan batas negara berdasarkan teritori dan kedaulatan (sovereignty) yang dimiliki oleh negara, sebab pengaruh besar yang diberikan aktor non negara mampu melebihi ambang kekuasaan negara sehingga menyiratkan tidak bergunanya kedaulatan negara. Sebagai contoh adalah ketika harga minyak dunia jatuh maka negara secara terpaksa membuat kebijakan nasional baru mengenai harga minyak nasional.
Identitas warga negara juga semakin tidak terlihat secara jelas akibat saling membaurnya masyarakat negara menjadi masyarakat dunia. Hal ini ditunjukkan dengan betapa mudahnya masyarakat dunia saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Contohnya dalam era globalisasi, dua individu yang terpisahkan oleh ribuan kilometer jarak dapat menggunakan jejaring sosial yang secara langsung dapat menghubungkan mereka. Hal tersebut juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nasionalisme warga negara yang dalam era globalisasi menjadi tanda tanya besar.


(M. Mujibur Rohman)

No comments:

Post a Comment