PENGARUH INTERNATIONALIZATION, LIBERALIZATION, UNIVERSALIZATION, WESTERNIZATION,
DAN DETERITORIALIZATION TERHADAP
PERKEMBANGAN SEJARAH MODERN
Globalisasi dapat didefinisikan
sebagai intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah
yang jauh sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang
terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya (Anthony Giddens, 1990). Globalisasi
dapat dianggap sebagai proses (atau set proses) yang mewujudkan transformasi
organisasi spasial hubungan sosial dan transaksi (David Held et al.
1999). Globalisasi merupakan suatu proses hubungan sosial secara relatif yang
menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya batas-batasan secara
nyata, jadi ruang lingkup hidup manusia lebih bertambah dengan memainkan
peranan yang lebih luas dalam dunia sebagai suatu kesatuan tunggal (Rudy,
2003).
Globalisasi dikatakan memiliki
aspek-aspek yaitu pertama, internasionalisasi,
yang menandai meningkatnya ketergantungan antar negara di dunia. Globalisasi
yang telah terjadi dan sedang terjadi akan terus berkembang dan merubah sistem
internasional di dunia yang dipandang sebagai satu wilayah tunggal dalam
perspektif global. Negara-negara di dunia tidak lagi memainkan peran sebagai
satu-satunya aktor dalam sistem internasional, terlebih mereka dipengaruhi oleh
berbagai non state actor (aktor non negara) yang
berkembang secara global dan mempengaruhi sistem internasional.
Kedua, liberalisasi,
yang menandai pergerakan setiap negara yang membuka diri dan bersatu dalam
dunia perekonomian. Berkembangnya sistem ekonomi internasional juga memegang
peranan penting dalam ranah globalisasi yang mengakibatkan bergantungnya suatu
negara pada konstelasi ekonomi di era itu. Di tengah hiruk pikuk keramaian
pengaruh yang telah diberikan globalisasi dalam segala aspek di dunia, muncul
opini bahwa globalisasi adalah mitos, karena globalisasi adalah tidak lain
sebagai bentuk dari imperialisme barat, dimana semua aktor cenderung melakukan
eksploitasi dan disebutkan pula bahwa tidak ada perusahaan internasional yang
orisinil melainkan perusahaan nasional yang berdagang secara internasional.
Ketiga, universalisasi sebagai menyebarnya berbagai objek dan pemikiran di
dunia. Pertukaran informasi dan komunikasi
semakin kuat menembus batas teritorial negara satu dengan yang lain.
Di era yang kian maju ini, setiap orang di dunia dapat berhubungan satu dengan
yang lainnya secara mudah, dengan pesawatpun dalam satu hari seseorang dapat
berpindah dari benua satu dan benua yang lain. Demikian pula dengan semakin
majunya teknologi membuat informasi turut berkembang cepat, dengan internet
setiap orang dapat mengakses berita dari belahan dunia lain. Berbagai hal
seperti itulah yang terpikirkan jika mendengar kata globalisasi. Kemajuan
membuat setiap orang dapat menjangkau batasan-batasan yang ada, sehingga setiap
orang di dunia dapat dipandang sebagai masyarakat dunia yang tak lagi
menghiraukan adanya asal negara.
Keempat, westernisasi, terutama dari Amerika Westernisasi adalah sebuah arus
besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, budaya, dan teknologi. Arus ini
bertujuan mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa-bangsa dengan gaya Barat.
Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang
merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut
dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban Barat..
Perkembangan
globalisasi amatlah pesat, terutama oleh negara-negara maju yang memiliki
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang seimbang. Hal tersebut dapat
dengan mudah dimanfaatkan oleh negara-negara maju untuk membangun benteng
pertahanan dan memberikan persuasi yang cukup kuat untuk negara-negara lain.
Amerika Serikat misalnya, sejak dulu negeri Paman Sam ini dikenal sebagai
negara superpower yang selalu menjadi panutan negara-negara lain untuk maju. Mulai
dari bidang teknologi, ekonomi, politik dan sebagainya. Hal tersebut yang
menjadikan banyak warga negara lain memiliki sikap westernisasi
(kebarat-baratan).
Saat
ini, apa yang dibuat dan dijadikan oleh negara barat sebagai budaya dapat
dengan mudah ditiru sehingga jika tidak selektif dalam memilih, budaya asli
warisan nenek moyang bisa menjadi bumerang untuk menghancurkan negaranya
sendiri. Beberapa akibat yang sudah mulai dirasakan antara
lain perubahan gaya hidup, cara berpakaian, nilai-nilai pergaulan masyarakat
dan lunturnya budaya asli daerah.
Dan yang terakhir ialah deteritorialisasi yang menghapuskan pengaruh batas-batas jarak. Seperti
namanya, globalisasi yang terjadi secara menyeluruh di seantero dunia,
dirasakan secara kolektif, menyamarkan bahkan menghilangkan lintas batas negara
dan secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi gaya hidup serta
budaya manusia. Dalam kehidupan sosial, globalisasi juga memberi pengaruh
negatif dimana nasionalisme pada suatu negara semakin dipertanyakan akibat
saling berbaurnya masyarakat negara menjadi masyarakat dunia.
Dalam globalisasi, aktor-aktor non-negara
sudah mulai memiliki peran yang cukup penting dalam menghadapi arus
globalisasi. Contohnya adalah semakin maraknya perdagangan bebas tanpa batas,
lalu di lain sisi aktor non-negara seperti MNC (Multinational Cooperation) yang produksinya tidak hanya di satu
negara saja, dan bahkan seorang individu dapat melakukan hubungan/ interaksi
secara mudah dengan individu yang berada di negara lain melalui internet.
Globalisasi juga secara jelas memudarkan
prinsip yang dianut oleh perjanjian Westphalia (1648) yang menegaskan batas
negara berdasarkan teritori dan kedaulatan (sovereignty) yang dimiliki oleh negara,
sebab pengaruh besar yang diberikan aktor
non negara mampu melebihi ambang kekuasaan negara
sehingga menyiratkan tidak bergunanya kedaulatan negara. Sebagai contoh adalah
ketika harga minyak dunia jatuh maka negara secara terpaksa membuat kebijakan
nasional baru mengenai harga minyak nasional.
Identitas warga negara juga semakin
tidak terlihat secara jelas akibat saling membaurnya masyarakat negara menjadi
masyarakat dunia. Hal ini ditunjukkan dengan betapa mudahnya masyarakat dunia
saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Contohnya dalam era globalisasi,
dua individu yang terpisahkan oleh ribuan kilometer jarak dapat menggunakan
jejaring sosial yang secara langsung dapat menghubungkan mereka. Hal tersebut
juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nasionalisme warga negara
yang dalam era globalisasi menjadi tanda tanya besar.
No comments:
Post a Comment