History

History
"History Make Me Happy"

Thursday 18 August 2016

PERSPEKTIF GEOGRAFI DALAM PEMBELAJARAN IPS

Geografi sebagai salah satu bagian dari ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong, peningkatan kehidupan. Oleh karena itu kita didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologi di permukaan bumi. Selain itu kita dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Dengan demikian tepatlah bahwa geografi dapat dikatakan sebagai ilmu yang dapat membangun karakter bangsa dengan sudut pandang kewilayahan dan keruangan apalagi Negara kita merupakan Negara yang tersebar membentuk gugusan dan hamparan kepulauan yang perlu disatukan dalam sebuah tujuan bersama membangun Indonesia yang kokoh dan tidak terpecahkan meski dipisahkan oleh lautan. Lautan yang memisahkan pulau dengan pulau lainya justru seharusnya menjadi pemersatu yang kokoh. Bentangan alam yang berbeda karakteristik bukan halangan bagi persatuan dan kesatuan Indonesia dalam mewujudkan satu raga dan satu cita-cita yaitu Indonesia yang utuh. Dengan demikian pelajaran geografi adalah pelajaran yang harus dapat mempersatukan karakter antar daerah meski terdapat perbedaan kebiasaan yang sangat dominan ditiap tiap daerah di Indonesia. kita perasukan perbedaan tersebut dengan nurani Bhineka Tunggal Ika dan warna yang sama yaitu merah putih.
Pendidikan geografi, selain memiliki ‘kewajiban formal’ untuk mendukung pada tujuan pendidikan karakter bangsa juga mengandung potensi nilai yang besar dalam memaksimalkan fungsi geografi dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, Daldjoeni, merinci bahwa ada lima sumbangan pedagogis yang diberikan oleh geografi. Yaitu wawasan dalam ruang, persepsi relasi antar gejala, pendidikan keindahan, kecintaan tanah air, dan saling pengertian internasional.

Sementara itu Nursid Sumaatmadja berpendapat bahwa geografi itu memiliki lima nilai, yakni nilai teoritis, nilai praktis, nilai edukasi, nilai filsafat dan nilai ketuhanan. Geografi memiliki nilai teoritis, yaitu geografi berusaha untuk membaca realitas geosfera yang terjadi dengan membicarakan, membahas, menelaah atau menganalisis fenomena geosfera. Pada sisi kedua, geografi juga memberikan nilai praktis, khususnya dalam memberikan teknik-teknik pembacaan peta, atau membaca medan. Nilai ketiga, geografi memiliki nilai edukatif, baik aspek kognitif, afektif-konatif dan juga psikomotor . Penting untuk dikemukakan pula, bahwa nilai edukasi dari geografi yaitu sebagai bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia.
Dalam proses pengembangan sumber daya manusia, pendekatan atau strategi yang harus dilakukan yaitu perlu untuk memperhatikan konteks ruang dan kondisi sosial-budaya masyarakat. Pada konteks inilah, peran geografi menjadi sangat penting. Keempat, geografi juga memberikan peran dalam pengembangan nilai filsafat, misalnya dalam memahami hakikat hidup di lingkungan ini. Sistem ekologi, yang kian hari kian meluntur kualitasnya, perlu dipahami sebagai sesuatu hal yang bersifat filosofis. Keberadaan alam yang tidak abadi, aksi manusia dan alam, keberadaan manusia dalam alam adalah beberapa nilai filosofis yang bisa mengemuka sebagai bagian dari pendidikan filsafatnya. Kelima, geografi memiliki nilai Ketuhanan. Sebagai umat manusia, atau sebagai makhluk, yang dikaruniai budi atau akal fikiran, selain kita mengerti tantang apa yang kita pelajari, juga perlu untuk merenungi apa yang telah kita pelajari tersebut.

Geografi dapat dijadikan sarana pembelajaran dalam memberikan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan hidup dalam dinamika dan keanekaragaman fenomena geosfera. Penekanan pada ‘sarana pembelajaran’ ini, diharapkan mendorong para guru dan ahli geografi untuk terus meningkatkan peran dan fungsi geografi bagi pembelajaran berkelanjutan kepada anak didik, bukan hanya memahami anekaragam fenomena geosfera namun bisa adaptasi dan dinamis hidup dalam keanekaragaman hidup itu sendiri. Pembelajaran hidup rukun dan adaptable terhadap dinamika keanekaragam kehidupan merupakan modal penting dalam meningkatkan nilai nasionalisme dan kesadaran berkonstitusi. Objek material geografi merupakan bahan dasar untuk menumbuhkan kesadaran terhadap kekayaan alam Indonesia. Selanjutnya pembelajaran geografi dituntut untuk mampu merangsang, mendorong, meningkatkan dan mengembangkan sikap rasa cinta, peka, peduli dan tanggungjawab terhadap ekologi Indonesia. Geografi bertanggungjawab untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki (sense of belonging) peserta didik terhadap kekayaan dan keadaan alam Indonesia. (M. Mujibur Rohman)

No comments:

Post a Comment