PERSPEKTIF GEOGRAFI DALAM PEMBELAJARAN IPS
Geografi sebagai salah satu bagian dari ilmu-ilmu sosial
merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong,
peningkatan kehidupan. Oleh karena itu kita didorong untuk memahami aspek dan
proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran
spasial ekologi di permukaan bumi. Selain itu kita dimotivasi secara aktif dan
kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi
manusia tentang tempat dan wilayah. Dengan demikian tepatlah bahwa geografi
dapat dikatakan sebagai ilmu yang dapat membangun karakter bangsa dengan sudut
pandang kewilayahan dan keruangan apalagi Negara kita merupakan Negara yang
tersebar membentuk gugusan dan hamparan kepulauan yang perlu disatukan dalam
sebuah tujuan bersama membangun Indonesia yang kokoh dan tidak terpecahkan
meski dipisahkan oleh lautan. Lautan yang memisahkan pulau dengan pulau lainya
justru seharusnya menjadi pemersatu yang kokoh. Bentangan alam yang berbeda
karakteristik bukan halangan bagi persatuan dan kesatuan Indonesia dalam mewujudkan
satu raga dan satu cita-cita yaitu Indonesia yang utuh. Dengan demikian
pelajaran geografi adalah pelajaran yang harus dapat mempersatukan karakter
antar daerah meski terdapat perbedaan kebiasaan yang sangat dominan ditiap tiap
daerah di Indonesia. kita perasukan perbedaan tersebut dengan nurani Bhineka Tunggal
Ika dan warna yang sama yaitu merah putih.
Pendidikan geografi, selain memiliki ‘kewajiban formal’
untuk mendukung pada tujuan pendidikan karakter bangsa juga mengandung potensi
nilai yang besar dalam memaksimalkan fungsi geografi dalam kehidupan
sehari-hari. Secara umum, Daldjoeni, merinci bahwa ada lima sumbangan pedagogis
yang diberikan oleh geografi. Yaitu wawasan dalam ruang, persepsi relasi antar
gejala, pendidikan keindahan, kecintaan tanah air, dan saling pengertian
internasional.
Sementara itu Nursid Sumaatmadja berpendapat bahwa geografi itu memiliki lima nilai, yakni nilai teoritis, nilai praktis, nilai edukasi, nilai filsafat dan nilai ketuhanan. Geografi memiliki nilai teoritis, yaitu geografi berusaha untuk membaca realitas geosfera yang terjadi dengan membicarakan, membahas, menelaah atau menganalisis fenomena geosfera. Pada sisi kedua, geografi juga memberikan nilai praktis, khususnya dalam memberikan teknik-teknik pembacaan peta, atau membaca medan. Nilai ketiga, geografi memiliki nilai edukatif, baik aspek kognitif, afektif-konatif dan juga psikomotor . Penting untuk dikemukakan pula, bahwa nilai edukasi dari geografi yaitu sebagai bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia.
Dalam proses pengembangan sumber daya manusia,
pendekatan atau strategi yang harus dilakukan yaitu perlu untuk memperhatikan
konteks ruang dan kondisi sosial-budaya masyarakat. Pada konteks inilah, peran
geografi menjadi sangat penting. Keempat, geografi juga memberikan peran dalam
pengembangan nilai filsafat, misalnya dalam memahami hakikat hidup di
lingkungan ini. Sistem ekologi, yang kian hari kian meluntur kualitasnya, perlu
dipahami sebagai sesuatu hal yang bersifat filosofis. Keberadaan alam yang
tidak abadi, aksi manusia dan alam, keberadaan manusia dalam alam adalah
beberapa nilai filosofis yang bisa mengemuka sebagai bagian dari pendidikan
filsafatnya. Kelima, geografi memiliki nilai Ketuhanan. Sebagai umat manusia,
atau sebagai makhluk, yang dikaruniai budi atau akal fikiran, selain kita
mengerti tantang apa yang kita pelajari, juga perlu untuk merenungi apa yang
telah kita pelajari tersebut.
Geografi dapat dijadikan sarana pembelajaran dalam
memberikan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan hidup dalam dinamika dan
keanekaragaman fenomena geosfera. Penekanan pada ‘sarana pembelajaran’ ini,
diharapkan mendorong para guru dan ahli geografi untuk terus meningkatkan peran
dan fungsi geografi bagi pembelajaran berkelanjutan kepada anak didik, bukan
hanya memahami anekaragam fenomena geosfera namun bisa adaptasi dan dinamis
hidup dalam keanekaragaman hidup itu sendiri. Pembelajaran hidup rukun dan adaptable terhadap dinamika keanekaragam
kehidupan merupakan modal penting dalam meningkatkan nilai nasionalisme dan
kesadaran berkonstitusi. Objek material geografi merupakan bahan dasar untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap kekayaan alam Indonesia. Selanjutnya
pembelajaran geografi dituntut untuk mampu merangsang, mendorong, meningkatkan
dan mengembangkan sikap rasa cinta, peka, peduli dan tanggungjawab terhadap
ekologi Indonesia. Geografi bertanggungjawab untuk menumbuhkembangkan rasa
memiliki (sense of belonging) peserta
didik terhadap kekayaan dan keadaan alam Indonesia. (M. Mujibur Rohman)
No comments:
Post a Comment