RELASI FILSAFAT
PROGRESIVISME DAN PENDIDIKAN BERBASIS
PANCASILA
Bangsa
Indonesia memiliki filsafat umum atau filsafat Negara ialah Pancasila. Sebagai
filsafat Negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi
semangat dalam berkarya pada segala bidang, dan mewarnai segala segi kehidupan.
Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. termasuk dalam
bidang pendidikan. Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem
yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa
"Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
Sehingga dalam prakteknya, pendidikan di Indonesia diarahkan agar sesuai dengan
Pancasila
Sedangkan
Progressivisme merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang
dengan pesat pada permulaan abad ke XX dan sangat berpengaruh dalam pembaharuan
pendidikan. Ontologi progresivisme mengandung pengertian dan kualitas
evolusionistis yang kuat. Pengalaman diartikan sebagai ciri dinamika hidup, dan
hidup adalah perjuangan, tindakan dan perbuatan. Manusia akan tetap hidup
berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuangan, perubahan dan berani bertindak
Pada
hubungannya pendidikan progressivisme dengan pendidikan berbasis Pancasila
terdapat relevansi, yang mengejawantah dalam persamaan dan perbedaan antara
keduanya.
v Persamaan
Boleh dikatakan bahwa nilai-nilai pendidikan progressivisme banyak terdapat kesamaan dengan pendidikan berbasis pancasila. Diantaranya adalah konsep pendidikan progressivisme sangat menghargai kedudukan manusia, dan dalam Pancasila pun manusia sangat dihargai (tercermin dalam sila kedua Pancasila). Penghargaan akan digunakannya kemampuan akal dalam pendidikan juga merupakan ciri yang sama. Begitu juga penghargaan akan kebebasan manusia dalam mengembangkan segala potensi kemanusiaannya juga merupakan satu kesamaan dengan pendidikan berbasis Pancasila. Selain itu, perubahan dan kemajuan peserta didik, sebagai salah satu target utama yang ingin dicapai oleh pendidikan progressivisme demi terciptanya manusia yang unggul, juga merupakan satu bentuk kesamaan dengan apa yang menjadi salah satu target yang ingin diwujudkan dalam pendidikan berbasis Pancasila. Persamaan antara progressivisme dan pendidikan berbasis Pancasila terletak pada pandangan anak didik dalam interaksi pendidikan. Bahwa anak didik merupakan mahluk unik yang harus dikembangkan, anak didik merupakan objek sekaligus subjek aktif dalam pendidikan, serta mengenai perbedaan individual anak didik baik, biologis, inteligensi maupun psikologis. Dan persamaan selanjutnya mengenai pembawaan anak didik, dimana antara satu dengan yang lain tidak sama dalam hal perkembangan.
Boleh dikatakan bahwa nilai-nilai pendidikan progressivisme banyak terdapat kesamaan dengan pendidikan berbasis pancasila. Diantaranya adalah konsep pendidikan progressivisme sangat menghargai kedudukan manusia, dan dalam Pancasila pun manusia sangat dihargai (tercermin dalam sila kedua Pancasila). Penghargaan akan digunakannya kemampuan akal dalam pendidikan juga merupakan ciri yang sama. Begitu juga penghargaan akan kebebasan manusia dalam mengembangkan segala potensi kemanusiaannya juga merupakan satu kesamaan dengan pendidikan berbasis Pancasila. Selain itu, perubahan dan kemajuan peserta didik, sebagai salah satu target utama yang ingin dicapai oleh pendidikan progressivisme demi terciptanya manusia yang unggul, juga merupakan satu bentuk kesamaan dengan apa yang menjadi salah satu target yang ingin diwujudkan dalam pendidikan berbasis Pancasila. Persamaan antara progressivisme dan pendidikan berbasis Pancasila terletak pada pandangan anak didik dalam interaksi pendidikan. Bahwa anak didik merupakan mahluk unik yang harus dikembangkan, anak didik merupakan objek sekaligus subjek aktif dalam pendidikan, serta mengenai perbedaan individual anak didik baik, biologis, inteligensi maupun psikologis. Dan persamaan selanjutnya mengenai pembawaan anak didik, dimana antara satu dengan yang lain tidak sama dalam hal perkembangan.
v Perbedaan
Sedangkan perbedaan yang sangat mendasar antara pendidikan progressivisme dengan pendidikan berbasis Pancasila meliputi landasan filosofis yang dibangun baik itu mengenai ontologi, epistemologi maupun aksiologi, serta mengenai nilai yang dibangun dan tujuan pendidikan. Progressivisme yang didasari oleh filsafat pragmatis, pandangan ontologinya difokuskan pada pengalaman yang merupakan dinamika hidup dan memiliki ciri-ciri: dinamis, temporal, spatial dan pluralitas. Selain itu, pikiran dalam progressivisme dapat terlihat dalam aktifitas, tingkah laku dan berperan dalam pengalaman. Pandangan epistemologi progressivisme didasarkan pada pengetahuan, bahwa pengetahuan bersifat pasif, sehingga perlu diujicoba. Alat untuk mengetahui teori pengetahuan meliputi; induktif, deduktif, rasional dan empirik. Sedangkan dalam penarikan pengetahuan progressivisme menggunakan metode induktif. Pandangan epistemologi selanjutnya mengenai kebenaran, bahwa kebenaran mempunyai peran penting untuk membuktikan apakah teori itu benar atau salah. Kebenaran dalam progressivisme bersifat spekulatif tergantung pada ruang dan waktu. Pandangan aksiologi progressivisme, bahwa nilai tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan realita. Nilai dalam progressivisme disandarkan pada filsafat pragmatis, sehingga nilai merupakan moralitas relatif.
Sedangkan perbedaan yang sangat mendasar antara pendidikan progressivisme dengan pendidikan berbasis Pancasila meliputi landasan filosofis yang dibangun baik itu mengenai ontologi, epistemologi maupun aksiologi, serta mengenai nilai yang dibangun dan tujuan pendidikan. Progressivisme yang didasari oleh filsafat pragmatis, pandangan ontologinya difokuskan pada pengalaman yang merupakan dinamika hidup dan memiliki ciri-ciri: dinamis, temporal, spatial dan pluralitas. Selain itu, pikiran dalam progressivisme dapat terlihat dalam aktifitas, tingkah laku dan berperan dalam pengalaman. Pandangan epistemologi progressivisme didasarkan pada pengetahuan, bahwa pengetahuan bersifat pasif, sehingga perlu diujicoba. Alat untuk mengetahui teori pengetahuan meliputi; induktif, deduktif, rasional dan empirik. Sedangkan dalam penarikan pengetahuan progressivisme menggunakan metode induktif. Pandangan epistemologi selanjutnya mengenai kebenaran, bahwa kebenaran mempunyai peran penting untuk membuktikan apakah teori itu benar atau salah. Kebenaran dalam progressivisme bersifat spekulatif tergantung pada ruang dan waktu. Pandangan aksiologi progressivisme, bahwa nilai tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan realita. Nilai dalam progressivisme disandarkan pada filsafat pragmatis, sehingga nilai merupakan moralitas relatif.
Pendidikan berbasis Pancasila didasarkan
pada filsafat pendidikan Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri yang mengejawantah dalam lima sila. Pandangan ontologi
pendidikan Pancasila difokuskan pada hakekat manusia dalam hubungannya dengan masyarakat
dan Tuhan.. Pandangan epistemologi pendidikan Pancasila mengenai pengetahuan
difokuskan pada ilmu dan manusia itu sendiri, bahwa ilmu dan manusia harus
diintegrasikan, sehingga akan menghasilkan manusia yang sempurna. Mengenai
kebenaran, ada kebenaran yang bersifat mutlak, yakni kebenaran datanganya dari
Tuhan, yang tercermin dalam sila pertama Pancasila. Aksiologi pendidikan
berbasis Pancasila, bahwa nilai mempunyai dua unsur, yakni nilai illahi
(ketuhanan) dan nilai insani (nilai kemanusiaan).
Dari
pembahasan mengenai landasan filosofis, dapat diketahui tujuan pendidikan progessivisme
dan pendidikan berbasis Pancasila. Tujuan pendidikan progressivisme hanya
didasarkan pada pemberian ketrampilan atau hanya pada materi/dunia semata. Tujuan
pendidikan berbasis Pancasila, yaitu untuk mencapai kesempurnaan sikap dan
merentangkan dua dimensi, yakni untuk mencapai dimensi Ketuhanan dan
kemanusiaan (termasuk kemasyarakatan). Perbedaan konsepsi anak didik menurut
progressivisme dan pendidikan ala Pancasila, yakni tentang pengalaman dan
lingkungan anak didik. Progressivisme memandang pengalaman dan lingkungan anak
didik hanya didasarkan pada keadaan sosial anak didik. Sedangkan dalam
pendidikan berbasis Pancasila pengalaman dan lingkungan anak didik, tidak hanya
didasarkan pada keadaan sosial anak didik, tapi keadaan anak didik dalam
hubungannya dengan hal yang lain seperti, keagamaan dan kemasyarakatan. Dengan
demikian pendidikan progressivisme maupun pendidikan berbasis Pancasila terdapat
satu pola hubungan yang saling melengkapi, sehingga dari sana dapat ditarik
satu hubungan bahwa kemajuan pendidikan berbasis Pancasila akan dapat terwujud
manakala ditunjang dengan nilai-nilai positif yang terdapat dalam pendidikan progressivisme,
begitu pula konsep pendidikan tersebut akan terasa hambar manakala tidak
disesuaikan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri, yaitu Pancasila.
No comments:
Post a Comment